Jumat, 08 Juli 2011

Siapa telandan kita?

PDT DR   H.I. MISSAH

  “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” I Yohanes 2:6.
·          “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikut jejakNya.” I Petrus 2:21.
 
Apa yang Yesus tinggalkan sebagai teladan dalam hal Babtisan? Kita tahu bahwa Babtisan adalah pernyataan kepercayaan, pertobatan dan penurutan, Yesus sendiri tidak berdosa seharusnya tidak perlu dibabtiskan. Tetapi Yesus memberi teladan bagi kita untuk kita ikuti seperti yang difirmankan.
·         “Domba-dombaku mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut aku.” Yoh. 10:21.
·         Dibabtis untuk mengikut teladan Yesus Kristus dalam menggenapkan kehendak Allah. Matius 3:15
·         Dibabtis untuk melaksanakan perintah Agung dari Yesus. Matius 28:18-20.
·         Untuk keselamatan orang yang percaya. Markus 16:16.
·         Syarat agar kita bisa masuk kedalam kerajaan Allah. Johanes 3:5
·         Dibabtis untuk keampunan dosa serta            penerimaan karunia Roh Kudus. Kisah 2:36.
 
Apa bentuk babtisan yang benar?
“Satu Tuhan, satu iman, satu babtisan. Efesus 4:5. Catatan : Walaupun Alkitab hanya menyatakan satu babtisan “Satu babtisan” namun kekristenan terbagi dalam metode. Sebagian melaksanakan percikan, kibar bendera, Memasuki peti jenajah, Infusi(air ditumpahkan), yang lain disiram, dan masih ada yang dicelupkan atau dimasukkan kedalam air.
 
Note: Yesus dibabtiskan dengan diselamkan disungai Jordan untuk memenuhi dan menggenalkan kehendak Allah dan juga sebagai teladan bagi setiap orang yang percaya kepadanNya -  Matius 3:15-17
 
Bagaimana orang Kristen harus dibabtiskan?
·         “Karena dengan dia kamu dikuburkan dalam babtisan, dan didalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah yang telah membangkitkan dia dari orang mati.” Kolose 2:12. Catatan: Babtizo adalah bahasa Yunani untuk perkataan babtisan. Artinya dicelupkan, tercebur kedalam air, terbenam kedalam air. Apabila anda mengubur sesuatu anda menutupnyasama sekali. Orang yang di kubur wajahnya menghadap ke atas bukan ke bawah. Dia sekali di tutupi, bukan tiga kali. Itulah sebabnya pencelupan tiga kali bukanlah lambang yang tepat. Dalam babtisan alkitab yang benar calon dimasukkan kedalam air seluruhnya, menelentang, kemudian dibawa keluar air. Ini adalah lambang kematian, penguburan, dan kebangkitan.
 
Siapa yang layak dipilih untuk dibabtiskan?
·         “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKU dan babtislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melalukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:19,20. Baca Kisah 2:38; Yesaya 55:7; Roma 10:9,10. Catatan : Orang yang menginginkan babtisan harus (1) Diajar, (2) Percaya dan Bertobat, (3) Meninggalkan kehidupan berdosa yang lalu.  Seorang bayi tidak dapat memenuhi syarat-syarat ini sudah jelas babtisan bayi tidak berdasarkan Alkitab.
 
Bagaimana caranya Yesus di babtiskan?
·         “Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibabtiskan di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun keatasNya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: ‘Engkaulah anak yang Kukasihi, kepadMulah Aku berkenan.’ ” Markus 1:9-11. Catatan : Kristus dibabatiskan di sungai Yordan. Dia celupkan karena Kitab Suci mengatakan Ia “keluar dari air.”
 
Dengan cara apa rasul-rasul itu membabtiskan?
·         “Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba disuatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: ‘Lihat, disitu ada air; apakah halangannya, jika aku dibabtis?’ Sahut Filipus: ‘Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.’  Jawabnya : ‘Aku percaya, bahwa yesus kristus adalah anak Allah. Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun kedalam air, baik filpus maupun sida-sida itu, lalu Filipus membabtis dia dan mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan suka cita.” Kisah 8:35-39.  Catatan : Baik Filipus maupun sida-sida itu masuk kedalam air dan keluar dari air. Yohanes juga mencelupkan orang-orang sebab ia membabtiskan orang dimana  “terdapat banyak air.” Kisah 8:36 Salinan asli:  Kata air di ayat tsb berasal dari kata Yunani Hudor yang menunjukkan pada jumlah air yang besar. Kata Hudor selalu dikaitkan dengan tempat yang volume airnya banyak seperti laut, sungai, air bah, kolam, dsb. Jadi memang benar bahwa baptisan yang dikenal pada jaman Yesus dan para rasul adalah dibenamkan ke dalam air. Mereka belum mengenal baptisan model dipercikkan sebagaimana yang dipraktekkan banyak gereja dewasa ini.
·         Johanes 3:23 Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis,
 
Sekarang dukungan sejarah.  Baptisan dengan percikan pertama terjadi ketika Constantine, Kaisar Romawi ditahun 321 minta dibaptiskan menjadi orang Kristen.  Tapi dia menolak untuk diselamkan, dan memaksa supaya dipercik atau disirami saja dahinya.  Inilah pemberontakan pertama terhadap perintah Tuhan yang sangat jelas dan disertai teladan Yesus sendiri. Hal ini sudah dinubuatkan oleh Rasul Paulus sendiri bahwa akan terjadi kemurtadan dalam gereja Kristen sepeninggalnya. Dan benar saja, hanya dalam waktu duaratus tahun lebih sepeninggal Rasul Paul nubuatan ini digenapi:
 
"Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.  Bahkand dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar supaya mengikuti mereka." (Kisah 20:29,30). Upacara Baptisan dengan diselamkan diganti menjadi baptisan yang sama sekali tidak pernah tertulis didalam firman Tuhan.
 
Apa arti babtisan?
·         “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibabtis dalam Kristus telah dibabtis dalam kematianNya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersana-sama dengan Dia oleh babtisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” Roma 6:3,4.
 
Apa yang ditunjukkan babtisan tentang hubungan seseorang dengan Kristus?
·         “Karena kamu semua, yang dibabtis oleh Kristus, telah mengenakan Kristus.” Galatia 3:27. Baca Kisah 22:16. Catatan : Babtisan tidak mencuci atau membuat kita bersih; itu adalah lambang penebusan darah Kristus. Itu adalah kesaksian untuk umum seperti upacara perkawinan, perubahan hidup sebelumnya dan penyatuan hidup seseorang dengan Kristus.
 
Bagaimana orang-orang percaya bersatu dalam iman?
·         “Karena itu sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka telah dibabtis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” I Korintus 12:12, 13.
 
Berkat-berkat apa yang diterima orang-orang yang dilahirkan kembali?
          Diangkat sebagai anak-anak Allah (Yoh 1:12)
          Dimeteraikan dengan Roh Kudus (Efesus 1: 14)
          Memiliki hidup yang kekal (I Yoh 5:13)
          Menjadi ciptaan baru (II Kor 5:17)
          Memiliki perhatian/ prioritas yang berbeda (Roma 8:5, Fil 3:7, Kol 3:1-2)
          Memiliki hukum yang tertulis dalam hati (Ibr 8 :10)
          Hidup dalam pemeliharaan Tuhan (I Pet 1:5; 5:7)
          Kuasa untuk menang atas dosa (I Yoh 3:6)
 
Apa harus menunggu?
·         “Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibabtis.” Kisah 22:16.
 
Jesaya 55:6-7:
          Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
          Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.
 
Ibrani 3:7 Sebab itu seperti yang dikatakan Roh Kudus: “padahari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman….
Matius 10 : 32-33 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
 
Semoga firman Allah yang menjadi pedoman dalam kehidupan kita. Akhirnya kita boleh mengaminkan “Satu Tuhan, satu iman, satu babtisan.” Efesus 4:5.
 
Teman-teman yang mau menambahkan sesuai dengan firman Tuhan sangat kami hargai untuk menambah kelengkapan akan pengertian kita terhadap teladan yang diberikan Yesus Kristus bagi kita. Kita rindu untuk bertemu dengan Yesus. Hanya permohonan agar jangan di perdebatkan. Lihat prinsipnya jangan sampai berobah-obah atau disamar-samarkan. Benar bahwa kita percaya bila ada yang benar pasti ada yang palsu, guru yang palsu pasti dari Setan, bahkan 1/3 malaikat sorga dan masih di kerjaan Allah kita masih bisa mengelabuinya dan akhirnya di jatuhkan ke bumi. Jangan ikut-ikutan dengan om Setan…he..he…he…
 
2 Kor 11:13-15   Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.
 
Bacalah Alkitab anda dan turutilah perintahNya maka Tuhan akan berkenan dan memberkati seluruh jalan hidup kita… Tuhan memberkati.
 

Kamis, 07 Juli 2011

PECIPTAAN VS EVOLUSI

PDT DR H.I. MISSAH

ALLAH MENCIPTAKAN LANGIT, BUMI, LAUT DAN SEGALA ISI
 
·         “Oleh firman Tuhan,” kata penulis Mazmur, “langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya” (Mzm. 33:6).
·         Kata yang terdapat dalam Kejadian,  Berfirmanlah Allah,” mengenalkan perintah Ilahi yang dinamis yang bertanggung jawab atas peristiwa megah enam hari Penciptaan itu (Kej. 1:3, 6, 9, 11, 14, 20, 24).
·         Setiap perintah muncul dengan energi yang kreatif yang mengubah planet yang “belum berbentuk dan kosong” (Kej. 1:2) menjadi sebuah Firdaus. “Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi” (Mzm. 33: 9).
·         Sesungguhnya, “bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah” (Ibrani 11:3). Firman kreatif ini tidak bergantung pada benda yang pra-ada (ex nihilo):
·         “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat” (Ibr. 11:3).
·         Walaupun kadang-kadang Allah menggunakan benda pra-ada—Adam dan binatang-binatang dijadikan dari tanah, dan Hawa sendiri dijadikan dari tulang rusuk Adam (Kej. 2:7, 19, 22)—alhasil, Allah yang menjadikan segala sesuatu.
 
Hari-hari Penciptaan.
 
·         Hari-hari penciptaan menurut Alkitab adalah menggunakan hari yang benar-benar 24 jam secara harfiah. Cara khas yang digunakan orang pada zaman Perjanjian Lama, oleh umat Allah, ialah dengan mengukur waktu dengan ungkapan “petang dan pagi” (Kej. 1:5, 8, 13, 19, 23, 31) menetapkan hari-hari yang dimulai dengan petang atau waktu matahari terbenam (baca Im. 23:32; Ul. 16:6).
 
·         Tidak ada pembenaran yang mengatakan bahwa ungkapan satu hari yang harfiah ini, misalnya, sama dengan ribuan atau jutaan tahun dalam Kejadian. Kata Ibrani untuk hari ialah Yom dalam Kejadian 1. Apabila kata yom disertai kata penunjuk bilangan tentu, maka yang dimaksudkannya ialah selalu yang harfiah, hari 24 jam (misalnya dalam Kej. 7:11; Kel. 16:1)
 
·         Petunjuk lain yang menyatakan bahwa catatan dalam Penciptaan berbicara mengenai hari secara harfiah, 24 jam sehari. Sepuluh Hukum merupakan bukti lain bahwa Penciptaan dalam Kejadian menyangkut hari yang harfiah, 24 jam sehari. Dalam hukum keempat Tuhan berkata, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, ... Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit danbumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya” (Kel. 20:8-11). Dengan ringkas, Allah menceritakan kembali kisah Penciptaan. Setiap hari (yom) diisi dengan kegiatan yang kreatif, dan Sabat merupakan klimaks minggu Penciptaan itu. Hari Sabat yang 24 jam itu, menjadi peringatan minggu harfiah Penciptaan. Hukum keempat menjadi tidak bermakna apabila hari dikendurkan menjadi masa yang beribu-ribu tahun.
 
·          Orang yang mengutip 2 Petrus 3:8 “bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun,” mencoba membuktikan bahwa hari-hari Penciptaan itu bukanlah hari yang ditafsirkan secara harfiah 24 jam sehari, melupakan fakta bahwa pada ayat yang sama dikatakan juga “seribu tahun” adalah “sama seperti satu hari.” Orang-orang yang menafsirkan hari Penciptaan itu sama dengan ribuan tahun atau membacanya sebagai satukurun waktu yang tidak terbatas menjadi jutadan milyar tahun berarti mempertanyakan keabsahan perkataan Allah—sama sepertiular menggoda Hawa.
 
 
ALLAH PENCIPTA
 
Allah yang Memelihara. Catatan Penciptaan menurut Alkitab dimulai dengan Allah dan kemudian beralih kepada manusia. Secara tidak langsung dikatakannya bahwa dalam menciptakan langit dan bumi Allah menyiapkan lingkungan yang sempurna bagi umat manusia. Umat manusia, lelaki dan perempuan, adalah karya ciptaan-Nya yang luar biasa mulianya. Catatan itu menunjukkan Allah sebagai perencana yang teliti sekali atas segala keperluan makhluk ciptaan-Nya. Ia membuat sebuah taman yang menjadi rumah kediaman khusus untuk manusia dan memberikan tanggung jawab kepada manusia itu untuk
mengelolanya. Ia menjadikan manusia sedemikian rupa agar mereka dapat mengadakan suatu hubungan dengan Allah. Hubungan yang dimaksudkan bukanlah sebuah hubungan yang tidak alamiah, bukan yang dipaksakan; Ia menjadikan mereka dengan memberikan kebebasan untuk memilih dan dengan kemampuan untuk mengasihi serta melayani-Nya.
 
Menunjukkan Kasih Allah. Betapa dalamnya kasih Allah itu! Apabila Kristus yang penuh cinta kasih itu membuat tangan Adam, pastilah Ia tahu bahwa tangan manusia pada suatu saat nanti akan menghina dan menyalibkan-Nya. Dalam satu pengertian yang mendalam Penciptaan dan salib itu bersatu, karena Kristus sang Pencipta itu telah disembelih sejak asas dunia ini (Why. 13:8). Kemahatahuan-Nya3 sebagai yang Ilahi tidak mencegah-Nya. Di bawah bayang-bayang kabut Golgota yang tidak menyenangkan itu, Kristus menghembuskan napas kehidupan ke lubang hidung Adam, dengan pengetahuan bahwa penciptaan itu akan mencabut nyawa-Nya. Kasih yang sukar dipahami itulah yang menjadi dasar Penciptaan.
 
TUJUAN PENCIPTAAN
 
Kasihlah yang menjadi pendorong segala tindak laku Allah karena Ia sendiri kasih (1 Yoh. 4:8). Ia tidak hanya menciptakan kita supaya mengasihi-Nya, tetapi juga supaya kita dapat mengasihi-Nya.
 
Untuk Menyatakan Kemuliaan Tuhan.
 
Melalui ciptaan-Nya, Allah mengungkapkan kemuliaan-Nya: “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi” (Mzm. 19:1-5). Mengapa pertunjukan kemuliaan Allah sedemikian rupa? Fungsi alam menyaksikan kemuliaan Allah.
 
Ia bermaksud menjadikan karya ciptaan-Nya itu mengarahkan setiap individu kepada Pencipta mereka. “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya,” kata Rasul Paulus, “yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan Keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih” (Rm. 1:20).
 
Untuk Memenuhi Bumi.
 
·         Pencipta dunia ini tidak menjadikan dunia ini menjadi sebuah tempat yang sunyi sepi, menjadi sebuah planet yang kosong; dunia ini dijadikan untuk dihuni (Yes. 45:8).
·         Apabila manusia pertama itu merayakan perlunya seorang kawan pendamping, maka Tuhan menjadikan seorang perempuan baginya (Kej. 2:20; 1 Kor. 11:9). Ia mendirikan lembaga perkawinan (Kej. 2:22-25).
 
·         Pencipta tidak saja memberikan pasangan itu tempat atas dunia yang baru dijadikan ini—tetapi juga disertai dengan perkataan, “Beranakcuculah dan bertambah banyak” (Kej. 1:28), Ia memberikan kepada mereka hak istimewa untuk mengambil bagian dalam penciptaan itu.
 
MAKNA PENCIPTAAN
 
Orang banyak mudah tergoda untuk melalaikan doktrin Penciptaan. “Siapa peduli,” kata mereka, “bagaimana Tuhan menciptakan dunia ini? Apa yang kita perlukan ialah bagaimana mengetahui cara masuk ke dalam surga.” Bagaimanapun doktrin bahwa dunia ini diciptakan Tuhan membentuk “dasar yang tidak terelakkan bagi orang Kristen dan teologi Alkitabiah.”4 Sejumlah konsep Alkitabiah yang fundamental berakar dalam Penciptaan. Sesungguhnya, sebuah pengetahuan bagaimana Allah menjadikan “langit dan bumi” akan dapat membantu seseorang mencari jalan menuju langit dan bumi yang baru seperti yang pernah dibicarakan Yohanes Pewahyu. Apa lagikah yang terdapat dalam ajaran mengenai Penciptaan itu?
 
·         Menghilangkan Penyembahan Berhala. Allah yang mampu mencipta itu membedakan-Nya dari berhala-berhala (1 Taw. 16: 24-27; Mzm. 96:5, 6; Yes. 40:18-26; 42:5-9; 44). Kita harus menyembah Allah yang telah menciptakan kita, bukan menyembah berhala yang kita buat sendiri. Dengan kebajikan kuasa cipta-Nya, Ia patut menerima ketaatan kita yang utuh. Hubungan yang bagaimanapun yang mengganggu ketaatan kita samalah dengan penyembahan berhala yang kelak menjadi pokok penghakiman Ilahi. Oleh karena itu, kesetiaan yang penuh terhadap Khalik adalah masalah hidup dan mati.
 
·         Fondasi Perbaktian yang Benar. Perbaktian kita kepada Tuhan didasarkan atas kenyataan bahwa Dialah Khalik kita dan kita ciptaan-Nya (Mzm. 95:6). Pentingnya tema ini dinyatakan oleh dimasukkannya ke dalam panggilan yang diulurkan kepada penduduk dunia ini tepat sebelum kedatangan Kristus kembali supaya sujud kepada Seorang “yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air” (Why. 14:7).
 
·         Sabatsebuah Peringatan Penciptaan. Allah mengadakan Sabat hari ketujuh supaya kita mengingat setiap minggu bahwa kita adalah makhluk ciptaan-Nya. Sabat adalah sebuah pemberian anugerah, bukannya membicarakan apa yang sudah kita lakukan melainkan mengenai apa yang telah dijadikan Tuhan. Hari ini khusus diberkati-Nya serta disucikan-Nya supaya kita jangan melupakannya, selain bekerja, hidup harus juga dimasukkan ke dalam hubungan dengan Khalik, beristirahat seraya merayakan karya ciptaan Tuhan yang sangat menakjubkan itu (Kej. 2:2, 3). Untuk menekankan pentingnya, Khalik menempatkan perintah untuk mengingat peringatan yang kudus atas kuasa cipta-Nya di tengah-tengah hukum moral sebagai sebuah tanda yang kekal dan simbol Penciptaan (Kel. 20:8-11; 31:13- 17; Yeh. 20:20; baca bab 19 buku ini).
 
·         PerkawinanLembaga Ilahi. Selama minggu Penciptaan itu, Allah mendirikan perkawinan sebagai sebuah lembaga Ilahi. Ia bermaksud agar persekutuan kudus antara kedua insan ini janganlah dipisahkan: Lelaki “bersatu dengan isterinya,” dan mereka akan “menjadi satu daging” (Kej. 2:24; baca juga Mrk. 10:9; baca bab 22 dalam buku ini).
 
·         Landasan bagi Harga Diri yang Sejati. Menurut laporan Penciptaan, kita dijadikan atas gambar Tuhan. Pemahaman ini memberikan sebuah konsep yang benar atas nilai individual. Tidak ada tempat untuk meremehkan diri kita sendiri. Sesungguhnya, kita telah diberi sebuah tempat yang khas dalam ciptaan, yaitu dapat mengadakan hubungan yang tetap secara istimewa dengan Pencipta serta memperoleh kesempatan untuk menjadi serupa dengan Dia.
 
·         Landasan yang Sejati bagi Persekutuan. Daya cipta Allah itu memungkinkan Ia menjadi bapa (Mal. 2:10) serta menyatakan persaudaraan kepada seluruh umat manusia. Tanpa memandang perbedaan seks, ras, pendidikan, atau kedudukan, semuanya telah dijadikan Allah dalam gambar-Nya. Memahami dan menerapkan, maka konsep ini akan melenyapkan rasialisme, fanatisme, dan pelbagai bentuk diskriminasi lainnya.
 
·         Penatalayanan Pribadi. Karena Tuhan Allah yang menciptakan kita maka kita menjadi milik-Nya. Kenyataan ini membuktikan secara tidak langsung bahwa kita mempunyai tanggung jawab yang kudus untuk menjadi penatalayan-penatalayan yang setia atas tubuh, pikiran dan kemampuan rohani kita. Bertindak lepas sama sekali dari Khalik adalah pertanda tidak tahu terima kasih. (Baca juga bab 20 buku ini).
 
·         Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan. Pada Penciptaan, Tuhan menempatkan leluhur manusia yang pertama itu, lelaki dan perempuan, di sebuah taman (Kej. 2:8). Mereka diberi tanggung jawab untuk mengusahakan tanah dan “taklukkanlah itu,” berkuasa atas seluruh kehidupan hewan (Kej. 1:28). Oleh karena itu, Tuhan memberikan kepada kita tanggung jawab untuk memelihara lingkungan.
 
·         Martabat Kerja Kasar. Khalik berkata kepada Adam supaya “mengusahakan dan memelihara” taman Eden (Kej. 2:15). Ia memberikan tugas kepada manusia kedudukan yang amat berguna ini, di dunia yang sempurna, menunjukkan martabat kerja kasar atau kerja tangan.
 
·         Harga Semesta Secara Fisik. Pada setiap langkah Penciptaan Allah mengatakan bahwa apa yang telah dijadikan-Nya itu “baik adanya” (Kej. 1:10, 12, 17, 21, 25) Dia mengumumkan ciptaan yang telah dibuat-Nya itu “sungguh amat baik” (Kej. 1:31). Oleh karena itu penciptaan benda tidaklah jahat secara intrinsik,
·         melainkan baik adanya.
 
·         Obat Penawar terhadap Pesimisme, Kesepian dan Kesia-siaan. Kisah mengenai Penciptaan menunjukkan bahwa, bukannya terjadi secara kebetulan seperti evolusi, segala sesuatu telah diciptakan dengan sebuah tujuan. Umat manusia telah direncanakan untuk suatu hubungan yang abadi dengan Khalik, Pencipta itu sendiri. Apabila kita mengerti bahwa kita telah dijadikan untuk suatu maksud tertentu, maka hidup pun akan penuh dengan makna dan sukses dan kesia-siaan yang menyakitkan serta ketidakpuasan yang hampa dan tampak akan lenyap, digantikan dengan cinta kasih Allah.
 
·         Kesucian Hukum Tuhan. Hukum Tuhan Allah sudah ada sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Dalam keadaan mereka yang belum mengenal dosa mereka harus tunduk pada hukum tersebut. Itu juga yang merupakan amaran terhadap perusakan diri, untuk menunjukkan batas-batas kebebasan (Kej. 2:17), serta untuk menjaga kebahagiaan serta kedamaian rakyat dalam kerajaan Allah (Kej. 3:22-24; baca bab 18 buku ini).
 
·         Kekudusan Hidup. Pencipta kehidupan terus-menerus melibatkan diri dalam pembentukan hidup manusia, untuk membuat hidup itu kudus. Daud memuji Tuhan karena Ia terlibat dalam kelahirannya. “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib.... Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis” (Mzm. 139:13-16). Di dalam kitab Yesaya Tuhan Allah menyatakan diri-Nya sebagai Seorang yang telah “membentuk engkau sejak dari kandungan” (Yes. 44: 24). Karena hidup itu sendiri merupakan hidup yang diberikan Allah, kita harus menghormatinya, karena itu, kita memiliki tanggung jawab moral untuk kita pelihara.
 
NOTE: TEORI EVOLUSI TIDAK SESUAI DENGAN PENCIPTAAN. Banyak slide ditunjukkan tentang Eveolusi tetapi dimentahkan oleh firman Tuhan....dan bukti autentik pada jaman ini bahwa teori evolusi buatan dan ciptaan yang menentang firman Tuhan.

PERBAKTIAN ALKITAB:

PDT DR HI MISSAH

“Manusia diatur oleh waktu dan tidak dapat merobah waktu - contoh :
·         kalau terlambat pesawat tidak jadi berangkat
Allah telah menentukan dan mengatur waktu yang tersusun rapi pada saat penciptaan:
 
Allah menciptakan hari pertama hingga hari ke enam. Satu hari 24 jam. Kemudian Allah menentukan satu hari yaitu hari ke-7 dan hari itu diberkati, dikuduskan dan berhenti dari penciptaanNya: Kej 2: 1-4 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit.
 
DIKUDUSKAN = diasingkan untuk maksud yang kudus, suci serta berkenan.
 
Allah mengabadikan hari ke-7 sebagai monument penciptaan dan karena manusia akibat dosa pelupa, Allah menuliskan dengan jariNya di dua loh batu, diukirNya. Ul 4:7, Kel 31:18 bunyi hukum ke-4 sebagai berikut:
 
Kel 20:8   Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: 20:9  
enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 20:10   tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 20:11   Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.  
 
APAKAH SEMUA ORANG SEPATUTNYA MEMELIHARA HARI SABAT? BUKANKAH HARI SABAT HANYA UNTUK ORANG JAHUDI? ---  Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia ...”. - Markus 2 : 27 - Note:  Semua yang merasa dirinya manusia seharusnya memelihara dan menyucikan hari Sabat. Bangsa Amerika, Eropa, Timur tengah, Cina, Asia, Indonesia adalah manusia -  maka hari sabat untuk mereka juga.
 
Hari Sabat = TUGU PERINGATAN“ akan Penciptaan Allah
"Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka" Yehezkiel 20 : 12 "...., kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu..."Yehezkiel 20 : 20
 
“HARI SABAT =  SABAT TUHAN ALLAH – HARI SABAT BUKAN MILIK MANUSIA -  HARI SABAT ADALAH MILIK ALLAH – SABAT DIJADIKAN UNTUK MANUSIA”
 
·         Imamat24:22 sabat untuk orang Israel dan bangsa asing
·         Bilangan 15:16,16 sabat untuk orang Israel dan orang asing. Ayat 30 penista sabat tidak layak dan berkenan kepada Tuhan, ayat 31. Merombak hukum  akan dilenyapkan
·         Jes 56:6 - Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku
·         Maz 89:34 Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.
Pada hari apa Jesus Kristus berbakti ?
Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah Ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.” Lukas 4:16.
Apa teladan Paulus dan Murid Yesus – hari apa yang mereka sucikan (pelihara) sebagai hari Sabat?
Kisah 13:14. Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. 42. Ketika Paulus dan Barnabas keluar, mereka diminta untuk berbicara tentang pokok itu pula pada hari Sabat berikutnya.
Kisah 18:4 Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Catatan: Adalah kebiasaan Murid-murid Yesus dan juga rasul Paulus menghadiri upacara agama pada hari Sabat.
 
Hari Sabat dimulai pada saat matahari terbenam pada hari Jumat petang dan berakhir pada matahari terbenam hari Sabtu petang (Kej 1:5; dan Mrk 1:32). Alkitab menyebut hari sebelum hari Sabat (Jumat) – adalah hari persediaan – (Mrk 15:42) – satu hari persiapan untuk hari Sabat sehingga tidak ada sesuatu yang menodai kekudusannya. Pada hari ini orang-orang yang bertugas di tengah-tengah keluarga untuk menyediakan makanan untuk hari Sabat sudah harus menyediakan makanan pada waktu itu sehingga selama jam-jam hari yang kudus itu mereka dapat berhenti dari segala pekerjaan mereka (Kel 16:23; Bil 11:8). Allah memanggil umat-Nya supaya menjadikan hari Sabat itu sebagai hari kesukaan (Yes 58:13). Bagaimana mereka dapat berbuat seperti ini? Hanyalah jika mereka mengikuti teladan Kristus, Tuhan hari Sabat, mereka dapat berharap mengalami kegembiraan yang sejati, dan kepuasan yang disediakan Tuhan pada hari ini.
 
Kristus secara teratur mengikuti kebaktian pada hari Sabat, mengambil bagian dalam pelbagai pelayanan, dan memberikan petunjuk agama (Mrk 1:21, 3:1-4, Luk 4:16-27; 13:10). Bahkan Ia melakukan hal yang lebih daripada sekedar berbakti. Ia turut dalam persekutuan denganyang lain (Mrk 1:29-31; Luk 14:1), menggunakan waktu-Nya di alam terbuka (Mrk 2:23), dan keluar untuk melakukan perbuatan yang kudus dan penuh dengan kemurahan. Apa yang dilakukan-Nya menyembuhkan yang sakit maupun yang menderita sengsara (Mrk 1:21-31, 3:1-5; Luk 13:10-17; 14:2-4; Yoh 5:1-15; 9:1-14).
 
 
PERBAKTIAN INTERPRETASI -  Pemain utamanya dibalik layar = LUCIFER -  LUX =  TERANG -  FERE -  PEMBAWA jadi Lucifer sesungguhnya saat diciptakan adalah pembawa terang, tetapi karena dia sudah melawan penciptanya -  dibuang dari sorga – Wah 12:1-12
 
Serangan Setan untuk merobah Sabat:
1.       Teori Evelusi -  melawan dan menyiadakan penciptaan
2.       Merobah sabat dari hari yang ke-7 menjadi hari yang lain – tahun 321 AD pada saat konsili laudekia.
3.       Menjadikan Sabat menjadi beban -  tidak boleh menyalakan api, tidak boleh ini dan itu – lebih 1500 larangan tentang sabat diciptakan setan melalui para ahli Torat dan pemimpin agama – nubuatan Daniel 7:25 digenapi.
 
Kesimpulan:
1.       Alkitab dengan jelas dan tegas menyatakan: Joh 14:15,21 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku.
2.       Joh 3:16  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
3.       Matius 24: 20 Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat
4.       “Imam-imamnya memperkosa hukum TauratKu dan menajiskan hal-hal yang kudus bagiKu, mereka tidak membedakan  antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari SabatKu. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka.” Yehezkiel 22:26.
5.       Di Dunia Baru Sabat berganti Sabat kita menyembah Allah Jesaya 66:22-23. Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. 23 Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN.
Mari kita ikuti Alkitab -  kita akan beribadah pada hari yang diperintahkan Tuha bagi kita, maka genaplah nas Alkitab: Mat 7: 21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

WACANA MANUSIA VS FIRMAN ALLAH


PDT DR H.I. MISSAH

Wacana manusia 10 hukum moral yang ditulis oleh jari Allah sudah usang dan tidak berlaku lagi dan sudah disalibkan. Keselamatan adalah kasih karunia yang Cuma-Cuma dan tidak perlu lagi 10 hukum.
 
Bagaimana dengan FIRMAN ALLAH DALAM 10 HUKUM MORAL YANG DITULIS OLEH JARI ALLAH SENDIRI:
Pembahsan tadi malam bagaimana kita yang mengasihi Allah yang sudah diselamatkan dengan kasih karunia dengan Cuma-ma akan menghasilkan buah penurutan kepada perintah Allah dan juga sebagai bukti kasih kita kepada Allah. Penurutan kepada hukum kasihNya adalah bukti kasih kita kepadaNya. Nabi Hosea berkata: Hos 4:6 Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah...
 
Perlu juga kita ketahui bahwa penurutan kepada 10 hukum Allah bukanlah merupakan jalan keselamatan atau agar kita diselamatkan karena Epesus 2:8-9 berkata: Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Dengan kata lain bahwa kita diselamatkan hanya oleh kasih karunia Allah bukan karena perbuatan baik atau penurutan sesempurna mungkin akan 10 hukum Allah. Yang menjadi pertanyaan adalah: Kenapa kita menuruti Hukum Allah?
 
1.    Kita menuruti 10 hukum Allah adalah merupakan ungkapan ucapan terima kasih kita kepadaNya atas keselamatan yang di berikan dengan Cuma-Cuma. Dengan kata lain penurutan adalah buah dari keselamatan yang kita sudah terima melaui Yesus Kristus.
2.    Yesus dikorbankan di kayu salib demi untuk menerbus kita yang berdosa untuk diselamatkan, dan Yesus berpesan: Joh 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
3.    Johannes berkata dalan 1 Joh 3:4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
4.    1 Joh 2:3   Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. 2:4   Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. 2:5   Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
5.    Lebih dahsyat lagi Paulus mengatakan dalam Roma 8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Yesus telah membuktikan kepada dunia selama hidupnya dalam dunia Yesus menuruti segala perintah Allah, buktinya 1 Petrus 2:21   sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 2:22   Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
Berikut kita lihat betapa dalam dan dahsyatnya kandungan hukum moral yang kita kenal dengan 10 HUKUM ALLAH YG DITULIS DAN DIUKIR DI DUA LOH BATU DENGAN JARINYA SENDIRI.
Sifat hukum itu sebagai pantulan tabiat Allah,  Sepuluh Hukum merupakan hukum moral, rohani, luas dan lengkap, mengandung prinsip-prinsip yang universal.
 
Pantulan tabiat pemberi hukum itu. - Kitab suci memperlihatkan ciri-ciri Allah di dalam hukumnya. Sebagaimana Tuhan Allah, Taurat Tuhan itu sempurna dan perintah Tuhan itu murni. ( Mzm 19:8,9) jadi Hukum Taurat adalah kudus dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik ( Rm 7: 12) dan segala perintahmu adalah benar. Sejak dahulu aku tahu dari peringatan-peringatanmu, bahwa engkau telah menetapkannya untuk selamanya-lamanya” (Mzm 119:151,152). Sesunggunya, segala perintahmu benar (Mzm 119:172)
 
Hukum moral - Sepuluh Hukum yang diberikan Tuhan menjelaskan pola tingkah laku Tuhan bagi umat manusia. Hukum itu memberikan penjelasan mengenai hubungan kita dengan pencipta  dan penebus  serta tanggung jawab kita kepada sesama. Kitab suci mengatakan bahwa pelanggaran atas hukum Tuhan adalah dosa ( I Yoh 3:4)
 
Hukum rohani - Bahwa Hukum Taurat adalah rohani (Rm 7:14) oleh karena itu hanya orang-orang yang rohani dan yang memiliki buah roh dapat menurutinya (Yoh 15:4 ; Gal 5:22, 23) roh Allah yang membuat kita mampu melakukan kehendakNya( Kis 1:8 ; Mzm 51:11-13). dengan tetap tinggal di dalam Kristus, kita menerima kuasa yang kita perlukan agar berbuah demi kemuliaanNya( Yoh 15:5). Hukum-hukum manusia ditujukan hanya kepada perbuatan-perbuatan yang jelas-jelas nyata. Akan tetapi Sepuluh Hukum “luas sekali” (Mzm 119:96) menyentuh sampai ke ukuran kita yang paling dalam menyentuh keinginan keinginan kita dan juga perasaan seperti rasa cemburu, iri hati, nafsu dan ambisi. di dalam khotbah di atas bukit, Yesus menekankan dimensi rohani hukum itu, menyatakan bahwa pelanggaran bermula di dalam hati( Mat 5:21,22,27,28 ; Mrk 7:21-23)
 
Hukum yang positif - Sepuluh Hukum lebih dari sekadar satu rangkaian larangan , didalamnya dikandung prinsip yang amat luas jangkauannya. Yang dicakupnya bukan saja hal-hal yang tidak boleh kita lakukan tetapi juga apa yang seharusnya kita lakukan. Kita tidak boleh hanya mengindari dari perbuatan-perbuatan yang jahat dan pikiran-pikiran  yang buruk; kita harus belajar menggunakan talenta dan karunia yang telah diberikan Tuhan kepda kita untuk tujuan yang baik.
 
Hukum yang sederhana - Sepuluh Hukum sangat jelas di dalam keluasannya yang sederhana. Hukum-hukum itu memang singkat sehingga seorang anak kecil pun dapat dengan mudah menghapalkan nya, namun jangkauannya begitu luas sehingga dicakupnya setiap dosa yang mungkin. Tidak ada misteri dalam hukum Allah. Semua dapat memahami kebenaran-kebenaran yang agung yang terdapat di dalamnya. Pikiran yang paling lemah sekalipun dapat menangkap aturan-aturan ini; yang paling tidak berpengetahuan sekalipun dapat mengatur hidup dan membentuk tabiat yang sesuai dengan ukuran ilahi.
 
Hukum azas - Sepuluh Hukum adalah ikhtisar semua asas atau prinsip yang berlaku pada semua manusia dari segala waktu.  Alkitab berkata, takutlah akan Allah dan berpenganglah pada perintah-perintahnya, karena ini adalah kewajiban setiap orang (Pkh 12:13). Dekalog dasar Firman, atau Sepuluh Hukum(kel 34:28) berisi atau terdiri dari dua bagian, ditujukan dengan adanya dua loh batu yang berisi tulisan tangan Allah (ul 4:13).
 
  • Pertama, empat hukum yang pertama mengatur tanggung jawab kita terhadap pencipta dan penebus sedangkan yang terakhir yang terdiri dari enam hukum mengatur tanggung jawab kita terhadap sesama.
  • Kedua bagian ini diambil dari dua asas fundamental yang agung dari hal kasih yang merupakan landasan berlangsungnya kerajaan Allah :”  kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu  dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (luk 10:27 ; bandingkan  ul 6:4,5 ; im 19:18). Barangsiapa yang menghayati prinsip-prinsip ini maka ia akan selaras dengan Sepuluh Hukum, karena perintah itu mengungkapkan asa-asas ini dengan rinci sekali.
 
Hukum yang unik - Sepuluh Hukum tentulah merupakan hukum yang unik dan tegas yang diucapkan Tuhan dengan nyaring kepada seluruh bangsa.(ul 5:22) hukum ini tidak dipercayakan Tuhan kepada pikiran yang mudah lupa, oleh karena itu Tuhan mengukirnya  dengan jarinya sendiri di atas dua loh batu supaya dapat disimpan di dalam tabut dikaabah(kel 31:18;ul 10:2) - Untuk membantu umat Tuhan menerapakan hukum-hukum itu Allah memberikan hukum tambahan yang lebih rinci kepada mereka yang mengatur hubungan mereka kepadanya dan kepada masing-masing mereka. Beberapa dari antara undan-undang tambahan ini berfokus pada undang-undang warga sipil bangsa Israel(hukum sipil) sementara yang lain  mengatur  upacara –upacara pelayanan dikaabah(hukum  keupacaraan). Tuhan Allah menyampaikan hukum-hukum tambahan ini kepada umat dengan perantaan Musa yang kemudian menuliskannya dalam “buku hukum” dan menempatkannya di samping “tabut perjanjian” (ul 31:25,26). Tidak di dalam tabut sebagaimana di lakukan dengan penyataan tertinggi Allah yakni Sepuluh Hukum itu. Hukum-hukum  tambahan ini dikenal se3bagai “kitab hukum Musa” (yoh 8:31; neh 8:1; II taw 25:4) atau  dengan “hukum Musa”( Iiraj 23:25; II taw 23:18)
 
 
Hukum yang menyenangkan - Hukum Tuhan itu merupakan inspirasi bagi jiwa. Penulis  mazmur berkata,” betapa kucinta Tauratmu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintahmu lebih daripada emas, bahkan daripada emas tua”. Walaupun apabila aku ditimpa kesesakan dan kesusahan, katanya lebih lanjut “tetapi perintah-perintahmu menjadi kesukaanku ( Mzm 119:97, 127, 143). Kepada barangsiapa yang mengasihi Allah, perintahnya itu tidak berat” (I Yoh 5:3). Para pelanggar yang menganggap hukum itu sebagi kuk yang menyusahkan, karena pikiran yang penuh dengan dosa  tidak takluk kepada hukum Allah: hal ini memang tidak mungkin baginya ( Rm 8:7)
 
 
MAKSUD HUKUM - Allah memberikan hukum nya agar umat memperoleh berkat yang berkelimpahan serta membimbing mereka ke dalam hubungan yang menyelamatkan dengan dirinya.
 
  1. Hukum itu menyatakan kehendak Allah bagi manusia - Sebagai ungkapan tabiat dan kasih Allah, Sepuluh Hukum menyatakan kehedak dan maksud Allah bagi manusia. Hukum itu menuntut perlunya penurutan yang sempurna, sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya ia bersalah terhadap seluruhnya. (Yak2:10). Penurutan terhadap  hukum, sebagai peraturan yang menguasai hidup, sangat penting bagi keselamatan kita. Kristus sendiri berkata, jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah” (Mat 19:17) penurutan ini hanya mungkin dengan adanya Roh Kudus.
 
  1. Basis perjanjian Allah -Musa menuliskan kembali Sepuluh Hukum berikut penjelasan-penjelasan hukum lainnya di dalam buku yang disebut buku perjanjian(Kel 20:1-24:8) kemudian ia menyebut Sepuluh Hukum “ loh-loh batu, loh-loh perjanjian menunjukkan pentingnya sebagai basis perjanjian kekal (Ul 9:9 ; bandingkan 4:13).
 
  1. Fungsinya sebagai standar penghakiman - Seperti halnya Tuhan, segala perintahnya benar” (Mzm 119:172) . oleh karena itu hukum seperangkat ukuran kebenaran. Masing-masing kita akan ditimbang dan dihakimkan dengan ukuran prinsip kebenaran in, bukan dengan hati nurani kita. Takurlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah perintahnya,” kata kitab suci” Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik , entah itu jahat.” (Pkh 12:13,14 ;bandingkan yak 2:12)
 
  1. Ditunjukkannya dosa - Membantu manusia supaya mengetahui keadaan mereka yang sebenarnya, maka fungsi hukum adalah seperti sebuah cermin( baca Yak 1:23-25) barang siapa yang memandang ke dalamnya maka mereka akan melihat cacat tabiat sendiri yang bertentangan dengan tabiat  Allah yang benar. Oleh karena itu hukum  moral menunjukkan bahwa seluruh dunia bersalah dihadapan Allah (Rm 3:20) karena sebab dosa ialah pelanggaran hukum (I Yoh 3:4)  sesungguhnya kata Paulus” justru oleh Hukum Taurat aku telah mengenal dosa” (Rm7:7). Meyakinkan orang-orang yang berdosa atas dosa mereka, akan membantu mereka sadar bahwa mereka dihukumkan di bawah pengadilan murka Allah dan bahwa mereka menghadapi hukuman mati yang abadi. Itulah yang membuat mereka merasa bahwa mereka sama sekali tidak berdaya.
 
  1. Alat pertobatan - Hukum Allah merupakan alat Roh Kudus yang digunakan untuk mendatangkan pertobatan dalam diri kita. “Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa” (Mzm 19:8) apabila kita telah melihat tabiat kita yang sebenarnya maka kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa, kita berada dibarisan orang yang akan dihukum mati tanpa harapan, sehingga kita merasa perlunya seorang juruselamat. dengan demikianlah kabar baik Injil itu menjadi benar-benar bermakna. Hukum itu mengarahkan kita kepada Kristus, satu-satunya harapan yang dapat membantu kita lepas dari keadaan putusasa. dalam pengertian seperti inilah paulaus merujuk baik kepada hukum moral mau pun hukum keupacaraan sebagai penuntun bagi kita” yang membawa kita kepada Kristus,” supaya kita dibenarkan karena iman. Gal 3:24
 
  1. Disediakan kebebasan yang sejati - Kristus berkata bahwa setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa (Yoh 8 : 34 ). Apa bila kita melanggar Hukum Allah, maka kita kehilangan kebebasan; akan tetapi menurut hukum yang sepuluh, diberikan kepada kita jaminan yang sejati. Hidup yang selaras dengan Hukum Allah berarti kebebasan dari dosa. Itu berarti kebebasan dari hal-hal yang biasanya mengikuti dosa kecemasan yang berkelanjutan, luka hati nurani, rasa bersalah lyang bertumbuh dan penyesalan yang melemahkan daya hidup yang vital. Pemazmur berkata, “Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu” (Maz 119 : 45 ). Yakkobus menyebut dekalog itu “hukum utama”, “hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang” ( Yak 2 : 8 ; 1 : 25 ).
 
  1. Mengekang Kejahatan dan Mendatangkan - Pertambahan kejahatan, kekerasan, kebejatan moral dan kekjian yang merajalela didunia  adalah akibat melalaikan Sepuluh Firman. dimana hukum diterima dengan baik, disa dikekang dan dirintangi, disitulah perbuatan yang benar dianjurkan, dan menjadi sarana menegakkan kebenaran. Bangsa- bangsa yang menerapkan asas-asas itu kedalam hukum-hukum mereka akan memperoleh berkat besat. Sebaliknya, apa bila tidak menghiraukan asa-asas ini maka kemunduran yang terus-menerus akan terjadi. Pada zaman Perjanjian Lama Allah sering memberkati bangsa-bangsa dan individu selaras dengan penurutan mereka terhadap hukum-Nya. “Kebenaran meninggikan derajat bangsa,” kata kitab Suci, dan sebuah “Takhta menjadi kokoh oleh kebenaran” (Ams 14 : 34; 16 : 12). Barangsiapa yang melolak menuruti perintah-perintah Tuhan akan menghadapi ancaman malapetaka (Maz 89:31. 32). “Kutuk Tuhan ada didalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya.” (Ams 3:33; bandingkan Im 26; Ul 28) prinsip umum yang sama tetap belaku sampai hari ini.14  
 
KEKEKALAN HUKUM ITU
 
Karena hukum moral yang sepuluh itu merupakan refleksi  tabiat Allah, maka prinsip-prinsip itu tidaklah bersifat sementara atau menurut situasi, melainkan mutlak, tidak dapat berubah, dan sahih secara permanen bagi manusia. Orang-orang Kristen dari zaman ke zaman mengukuhkan keteguhan dan kekekalan hukum Allah, dengan kokoh membenarkan keabsahannya secara terus-menerus.
 
  • Hukum dan Injil Sesudah   Salib - Sesuai dengan pengamatan sebagian besar orang Kristen, Alkitab menunjukkan bahwa sementara kematian Kristus menhapuskan hukum deupacaraan, maka dikukuhkannya seterusnya keabsahan hukum moral.20 Simaklah bukti berikut ini: Hukum keupacaraan.  Apabila Kristus mati, Ia menggenapi lambang nubuat sistem korban-korban persembahan. Lambang dengan yang dilambangkannya bertemu, sehingga berakhirlah hukum keupacaraan itu. Berabad-abad sebelumnya daniel telah meramalkan bahwwa kematian Mesias akan “menghentikan korban sembeelihan dan korban santapan” (Dan 9:27). Watu Yesus mati, tirai dikaabah secara ajaib tercarik dua dari atas kebawah (Mat 27:51), menunjukkan berakhirnya makna rohani pelayanan di kaabah.       Walaupun hukum keupacaraan memegang peranan penting sebelum kematian Kristus, dalam banyak hal hukum ini tidaklah sempurna, karena sebagai “bayangan saja dari keselamatan yang akan datang” (Ibr 10:1). Yang diperankannya ialah tujuan yang bersifat sementara dan membebani umat Allah sampai tibanya “waktu pembaharuan” (Ibr 9:10; Gal 3:19) – sampai tiba waktunya Kristus mati sebagai domba Allah yang sejati. Pada waktu kematian Kristus batas hukum keupacaraan berakhir. Korban pendamaian yang dilakukannya cukup mengampuni dosa-dosa semua orang. Tindakan ini menghapuskan surat utan yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. dan itu ditiadakannya dengan memakukannya pada kayu salib. (kol2:14 ; bandingkan ul 31:26) oleh karena itu, tidak perlu lagi mengadakan upacara yang telah dihapuskan, karena hal itu tidak dapat menghapuskan dosa atau menyucikan hati nurani(ibr 10:4; 9:9,14). Tidak perlu lagi dicemaskan hukum-hukum keupacaraan, berikut syarat-syarat yang rumit mengenai persembahan makanan dan minuman, perayaan-perayaan atas pelbagai festival (paskah, pentakosta, dsb) bulan baru atau sabat-sabat keupacaraan (kol2:16; bandingkan ibr 9:10) yang hanya merupakan bayangan dari apa yang harus datang (kol 2:17). Dengan kematian Yesus, orang-orang yahudi maka hukum keupacaraan itu telah mejadi sebuah perintang antara mereka dengan bangsa-bangsa lain. Hal itu telah menjadi rintangan besar bagi misi mereka yang sebenarnya dimaksudkan untuk menerangi dunia dengan kemuliaan Tuhan. Kematian Kristus menghapuskan segala perintah dan ketentuannya, meruntuhkan tembok pemisah antara orang yang bukan yahudi  dan orang yahudi sehingga menciptakan sebuah keluarga baru, yakni umat percaya, yang diperdamaikan ke dalam satu tubuh pada salib itu (ef(2:14-16)
 
  • Sepuluh Firman dengan salib. Sementara kematian Kristus mengakhiri otoritas hukum keupacaraan, justru sepuluh Firman itu ditegakkannya. Kristus menanggung kutuk hukum, dengan demikian membebaskan umat percaya dari hukuman. dengan melakukan demikian, bukan berarti bahwa hukum itu sudah dihapuskan dan memberikan kebebasan kepada kita untuk melanggar asas-asas atau prinsipnya. Cukup banyak kesaksian yang diperoleh di dalam kitab suci mengenai kekalnya hukum itu. Menolak pandangan yang disebutkan di atas. Calvin dengan tegas mengatakan bahwa kita tidak boleh membayangkan bahwa kedatatangan Kristus telah membebaskan kita dari kekuasaan hukum; karena hukum itulah peraturan yang abadi dari pengabdian dan hidup yang suci, dan harus karena itulah keadilan Allah yang tidak pernah dapat berubah. Paulus melukiskan hubungan antara penurutan dan Injil anugerah yang menyelamatkan. Memanggil orang-orang beriman agar hidup suci, ia menantang mereka agar mereka mempersembahkan  diri sendiri menjdai senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa,  karena kamu tidak berada di bawah Hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia (Rm 6:13, 14). Oleh karena itu orang kristen tidak memelihara hukum untuk memperoleh keselamatan. Barangsiapa yang berusaha melakukan pemeliharaan hukum itu untuk memperoleh keselamatan hanyalah akan memperdalam perhambaan dalam dosa. Selama manusia berada dibawah hukum ia tetap dibawah kuasa dosa, karena hukum tidak dapat menyelamatkan seseorang dari hukuman maupun dari kuasa dosa. Akan tetapi barang siapa yang berada di bawah anugerah menerima bukan saja kelepasan dari hukuman (Rm 8:1) tetapi juga kuasa untuk mengalahkan (Rm 6:4) dengan demikian  maka dosa tidak lagi berkuasa atas mereka. Sebab Kristus, kata Paulus menambahkan adalah kegenapan Hukum Taurat sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya (Rm 10:4). Lalu setiap orang yang percaya di dalam Kristus mengakui bahwa dialah akhir hukum yang menjadi sebuah jalan utnuk memperoleh kebenaran. Kita adalah orang-orang yang berdosa, tetapi di dalam Kristus Yesus kita dibenarkan melalui kebenarannya yang dihisabkan.
 
Di bawah anugerah itu, bukanlah berarti orang-orang beriman bebas dan bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia (Rom 6:1). Sebaliknya anugerah menambah kuasa yang membuat penurutan dan kemenangan atas dosa itu mungkin diperoleh. demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus yang tidak menuruti keinginan daging melainkan menurut roh (Rom 8:1). Kematian Kristus memuliakan dan membesarkan hukum, meninggikan otoritasnya yang bersifat universal. Jika sepuluh Firman (dekalog)dapat diubah maka Kristus tidak perlu mati. Tetapi karena hukum ini mutlak dan tidak dapat diubah, kematian menjadi syarat pembayarannya. dengan matinya Kristus di kayu palang, persyaratan ini dipenuhi, memungkinkan kehidupan kekal dapat diperoleh semua oran gyang menerima pengorbanannya yang amat mulai itu.
 
 
Penurutan kepada hukum
 
Tiada orang yang dapat memperoleh keselamatan dengan usahanya yang baik. Penurutan adalah buah keselamatan di dalam Kristus. Melalui anugerahnya yang ajaib, terutama yang dinyatakan di kayu salib, Allah telah membebaskan umatnya dari hukuman dan kutuk dosa. Walaupun mereka adalah orang-orang berdosa. Kristus memberikan hidupnya untuk menyediakan bagi mereka pemberian hidup kekal. Kasih karunia Allah yang berkelimpahan timbul di dalam orang berdosa yang betobat sebuah sambutan yang menampakkan diri di dalam penurutan yang penuh kasih melalui kasih anugerah yang dilimpahkan dengan berkelimpahan. Orang-orang percaya yang mengerti bahwa Kristus menghargai hukum dan orang yang mengeri berkat-berkat penurutan akan digerakkan dengan tangguh untuk mengharati hidup seperti hidup yang dihayati Kristus.
 
Kristus dan hukum - Kristus sangat menghargai Sepuluh Hukum. Sebagai mana yang agung AKU ADALAH AKU, Ia sendiri mengumumkan hukum moral bapa dari sinai (Yoh 8:58 Kel 3:14) sebagian dari tugasnya di dunia ini  adalah  untuk memberikan pengajarannya yang benar dan mulia. (Yes 42:21). Sebuah ayat dari perjanjian baru dikenakan kepada Kristus membuat jelas sikapnya terhadap hukum, aku suka melakuakan kehendak Mu ya Allahku; Tauratmu ada dalam dadaku(Mzm 40:8; bandingkan Ibr10:5,7)
 
Injilnya menghasilkan sebuah iman yang senantiasa menukuhkan keabsahan sepuluh Firman(dekalog). Kata paulus jika demikian adakah kami membatalkan Hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya kami meneguhkannya (Rm3:31)
 
Oleh karena itu Kristus datang bukan hanya untuk menebus manusia tetapi juga mempertahankan otoritas dan kesucian hukum Allah, menampilkan kebesaran dan kemuliaan dihadapan orang banyak serta memberikan kepada mereka teladan bagaimana berhubungan denganNya. Sebagai pengikut pengikutNya orang –orang kristen dipanggil untuk hidup mereka . Kristus menghayati suatu kehidupan penurutan  dengan kasih diriNya sendiri, ia menekankan bahwa para pengikutnya harus memelihara hukum. Apabila ditanyakan mengenai syarat-syarat untuk memperoleh hidup kekal, ia menjawab jikalau engkau itnin masuk ke dalam hidup turutilah segala perintah Allah. (Mat 19:17). Ia juga mengamarkan pelanggaran terhadap  asas ini, bukan setiap orang yang berseru kepadaku:Tuhan, Tuhan akan masuk ke dalam kerajaan surga, melainkan dia yang melakukan kehendak bapaku yang di surga. Para pelanggar hukum akan ditolak masuk ke dalamnya. (Mat7:21-23).
 
Kristus sendiri menggenapi hukum bukan dengan membinasakannya tetapi melalui hidup yang penuh dengan penurutan. Sesungguhnya katanya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Hukum Taurat. Sebelum semuanya terjadi (Mat 5:18). dengan tegas Kristus menekankan bahwa tujuan mulia hukum Allah itu haruslah senantiasa disimpan di dalam pikiran: mengasihi Tuhan  Allahmu dengan segenap hatimu, jiwa raga dan pikiranmu dan sesamamu seperti dirimu sendiri (Mat 22:37,38). Bagaimana pun, ia ingin agar para pengikutnya jangan mengasihi sesamanya sebagaimana menurut kasih yang ditafsirkan dunia ini, yang mementingkan diri atau sentimental saja. Untuk menjelaskan kasih yang dibicarakannya, Kristus membgerikan hukum yang baru (Yoh 13:34).  Hukum yang baru ini bukanlah mengambil tempat sepuluh Firman, melainkan menyediakan bagi umat percaya dengan sebuah teladan apa sebenarnya kasih sejati yang tidak mementingkan diri sendiri itu, kasih yang belum pernah disaksikan diatas dunia ini. dengan demikianlah perintah-Nya ini dilukiskan sebagai sebuah perintah baru. Yang memerintahkan mereka bukan hanya sekadar “supaya kamu saling mengasihi” tetapi supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Bukti bahwa kita  mengasihi Tuhan adlaah bila kita menuruti perintahNya (Yoh 14 : 15).
 
Hanyalah dengan tinggal didalam Kristus kita dapat membuat hati yang penurut. “Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,”   kata-Nya, “denikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal didalam Aku....... Barang siapa tinggal didalam Aku Aku didalam dia, ia berbuah banyak, sebab diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15 :4, 5).agar dapat tinggal dalam Kristus kita harus disalibkan dengan-Nya dan mengalami seperti apa yang ditulis Paulus: “tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup didalam aku”( Gal 2:20) bagi orang yag sudah berada dalam kondisi seperti ini Kristus dapat meggenapi perjanjuan baru-Nya: Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.” ( Ibr 8:10)
 
Berkat-berkat penurutan 
Penurutan mengembangkan tabiat Kristen dan menghasilkan suatu perasaan yang baik, menjadikan umat percaya bertumbuh sebagai “bayi yang baru lahir” dan akan diubah menjadi serupa dengan gambar Kristus (baca I Ptr 2:2;  II Kor 3:18). Perubahan dari orang berdosa menjadi anak Allah akan menjadikan saksi yang berhasil baik terhadap kuasa Kristus.
           
Kitab suci menyatakan “berbahagialah” semua “orang yang hidupnya tidak bercela, yang didup menurut Taurat Tuhan” (Maz 119 :1), “yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan itu siang dan malam” (Maz 1:2).
 
Berkat-berkat penurutan itu banyak :
(1) kebijaksanaan dan akal budi (Maz 119 :98, 99); 
(2) Ada damai (Maz 119 : 165; Yes 48: 18);
(3) pembenaran (Ul 6:25; Yes 48 : 18)
(4) kemurnian dan kedidupan moral (Ams 7 : 1-5);
(5) pengetahuan akan kebenaran (Yoh 7 : 17); 
(6) penjagaan terhadap penyakit;
(7) Panjang usia (Ams 3 :1,2; 4:10,22);
(8) jaminan bahwa doa seseorang akan dijawab (I Yoh 3:22; Maz 66:18)
           
Dengan mengundang kita supaya menjadi penurut, Allah menjanjukan berkat yang berkelimpahan( Im 26:3-10 ; Ul 28 : 1-12). Apa bila kita menyambut dengan positif, maka kita akan menjadi “harta kesayangan” Tuhan “menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus” (Kel 19 : 5,6; ! Ptr 2:5,9) ditinggikan “diatas segala dibumi,” menjadi kepala dan bukan menjadi ekor” (Ul 28: 1,13)
 
HARI INI JADILAH ORANG YANG DIKASIHI TUHAN DAN RINDU SELALU MENGASIHI TUHAN DAN KITA BUKTIKAN DENGAN MELAKUKAN HUKUM KASIH YAITU 10 HUKUM. KITA SUDAH DISELAMATKAN DENGAN CUMA-CUMA – PERINTAH YESUS : KALAU KAMU MENGASIHI AKU TURUTILAH 10 HUKUMKU.