Kamis, 23 Februari 2012

HARTA SATU-SATUNYA

“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10).
 
Tabiat yang dibentuk menyerupai Ilahi adalah satu-satunya harta yang bisa kita bawa dari dunia ini ke dunia berikutnya.... Hargai setiap waktu bagaikan emas. Jangan sia-siakan waktu dalam kesenangan diri, jangan gunakan dalam kebodohan, tetapi gunakan untuk meraih harta tertinggi. Tanamkan pemikiran demikian dan kembangkan jiwa dengan menolak pikiran diisi dengan hal-hal yang tidak penting. Raih setiap manfaat di dalam jangkauanmu untuk memperkuat intelek. Jangan puas dengan standar rendah. Dengan usaha penuh iman, kewaspadaan, dan doa yang sungguh-sungguh, perolehlah hikmat yang berasal dari atas....
 
Hargai setiap terang yang engkau bisa peroleh dengan menyelidiki Firman Allah. Terima pekerjaan yang telah diberikan Allah padamu hari ini, dan lihat betapa baiknya engkau dapat memperoleh kekuatan Kristus. Jadikan Allah penasihatmu....
 
Kristus mengingat sifat kita dalam persyaratan yang dibuat-Nya. Ia mengambil sifat kita di dalam diri-Nya sendiri, dan membawakan kekuatan moral kepada kita untuk dipadukan dengan usaha manusia.... Sehingga roh kita dapat disamakan dengan Roh-Nya, sehingga dalam pikiran dan tujuan kita akan menjadi satu dengan Dia....
 
Kecakapan intelektual, moral, dan fisik harus sama-sama dikembangkan, sehingga kita dapat mencapai standar tertinggi memperoleh pengetahuan....
 
Dalam sejarah suci, Daniel hanyalah seorang pemuda ketika bersama teman-temannya ditawan ke Babel. Tetapi ia berdiri teguh di hadapan alam semesta, di hadapan dunia di atas sana, dan di hadapan dunia yang memberontak, sebagai suatu teladan cemerlang dari apa yang bisa dilakukan kasih karunia Allah bagi para pendosa.... Bukanlah pilihannya untuk terpapar kepada
kejahatan, kerakusan, dan kebiasaan pemborosan bangsa kafir itu. Tetapi ia menetapkan hatinya, selagi berada di sana, untuk melayani Tuhan. Ia bekerja sama dengan Allah. Ia berdiri di bawah panji Kristus sebagai warga yang setia dari Raja surgawi....
 
Karakter yang dibentuk di dunia ini menentukan nasib kekal. Elemen nilai dalam kehidupan di dunia ini akan menjadi nilai di dunia yang akan datang. Masa depan kita ditentukan dari bagaimana kita sekarang membiarkan diri kita untuk dipengaruhi.... Kita mengambil kuk Kristus ke atas kita, dan mempelajari cara-Nya. —Youth’s Instructor, 17 Agustus 1899.
 

APAKAH IMAN ITU?

 
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1).
 
Pemikiran bahwa kebenaran Kristus diberikan kepada kita, bukan karena adanya kebaikan yang kita buat tetapi pemberian cuma-cuma dari Allah, merupakan pemikiran yang berharga. Musuh Allah dan umat manusia tidak ingin kebenaran ini disampaikan dengan jelas, karena ia mengetahui jika orang-orang menerimanya secara utuh, kekuatannya akan hancur. Jika ia dapat mengendalikan pikiran, agar keraguan dan ketidakpercayaan dan kegelapan mengisi pengalaman mereka yang menyatakan diri anak-anak Allah, maka ia dapat mengalahkan mereka dengan godaan. Iman sederhana yang mempercayai Allah melalui Firman-Nya harus diajarkan. Umat Allah harus memiliki iman yang berpegang teguh pada kekuatan Ilahi; “Karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”
 
Mereka yang percaya bahwa Allah melalui Kristus telah mengampuni dosa mereka, jangan sampai gagal memenangkan pertandingan iman hanya karena godaan itu. Iman mereka harus bertumbuh lebih kuat, juga kata-kata mereka.
 
Iman adalah mempercayai Allah, mempercayai Ia mengasihi kita dan paling mengetahui apa pun untuk kebaikan kita. Jadi, gantinya dengan cara kita sendiri, iman itu menuntun kita memilih jalan-Nya. Menggantikan kebodohan kita, iman menerima hikmat-Nya; gantinya kelemahan kita, kekuatan-Nya; gantinya keberdosaan kita, kebenaran-Nya. Kehidupan kita, diri kita sendiri, sudah jadi milik-Nya; iman mengakui kepemilikan-Nya dan menerima berkat-
Nya. Kebenaran, ketulusan, kemurnian, telah ditunjukkan sebagai rahasia keberhasilan hidup. Setiap dorongan hati yang baik adalah karunia dari Allah; iman menerima kehidupan dari Allah yang dengan sendirinya dapat menghasilkan pertumbuhan sejati dan efisiensi.
 
Bagaimana melatih iman harus dibuat sangat jelas. Kepada setiap janji Allah ada syarat-syarat. Jika kita bersedia melakukan kehendak-Nya, kekuatan-Nya jadi milik kita. Apa pun yang Ia janjikan ada dalam janji itu sendiri.... Sama pastinya dengan pohon ek ada dalam biji ek, begitu pula pastinya karunia Allah dalam janji-Nya....
 
Iman yang menyanggupkan kita untuk menerima karunia Allah merupakan karunia.... Iman bertumbuh saat dilatih agar sesuai dengan Firman Allah. Supaya memperkuat iman, kita harus sering berhubungan dengan Firman-Nya.... Mereka yang selalu mempercayai Firman Allah, walau mereka tak berdaya namun bertahan dari kuasa dunia... maka mereka inilah bangsawan dunia sejati. Mereka itulah keturunan raja. —Review and Herald, 24 Desember 1908.
 

KESALEHAN DISERTAI RASA CUKUP

 
“Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Lukas 18:24).
 
Ucapan Juruselamat ini sangat penting dan mengajak kita belajar sungguh-sungguh.... Banyak yang memiliki kekayaan besar memperoleh kekayaannya dengan transaksi tertutup, dengan menguntungkan diri mereka sendiri tanpa memperhatikan sesamanya manusia; dan mereka puas dalam kelihaian mereka mengakhiri penawaran. Setiap rupiah yang diperoleh, dan penambahan rupiahnya mendapat kutukan dari Allah....
 
Pria dan wanita kaya harus diuji lebih dekat daripada yang pernah mereka alami. Jika mereka tahan atas ujian itu, dan menghilangkan cacat ketidakjujuran dan ketidakadilan dari tabiat mereka, dan sebagai penatalayan memberikan kepada Allah apa yang menjadi milik Allah, maka kepada mereka akan dikatakan, “Baiklah, engkau adalah hamba yang baik dan setia... masuklah ke dalam sukacita Tuhanmu.”...
 
“Tidak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan,” kata Kristus, “karena jika demikian,... ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.” Ketika orang-orang Farisi, yang bersifat tamak, mendengar hal ini, mereka mencemooh Dia. Tetapi sambil berpaling kepada mereka, Kristus berkata, “Kalian adalah orang-orang yang membenarkan diri di hadapan manusia; tetapi Allah mengetahui hatimu: karena apa yang ditinggikan di tengah manusia adalah kebencian di hadapan Allah.”...
 
Menulis surat kepada putranya dalam Injil, Paulus berkata, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.... Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
 
Paulus menanamkan pada pikiran Timotius perlunya memberi instruksi untuk melenyapkan tipuan yang begitu mudah menggoda orang kaya, merasa karena kekayaannya maka mereka lebih tinggi dari yang lainnya yang tidak memiliki harta sedemikian besar seperti mereka miliki. Mereka menganggap perolehan mereka itu karena kesalehan....
 
Ada ajakan agung dan suci mengenai uang kita, dan uang yang diinvestasikan di sini akan menghasilkan sukacita yang lebih agung dan menetap daripada yang digunakan untuk kepuasan diri atau menimbun harta untuk ketamakan diri sendiri. —Review and Herald, 19 Des. 1899.

MENJADI ANAK ALLAH

“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12).
 
Kalau saja kita bisa menghargai berkat besar ini, sungguh manfaat besar bagi kita! Kita diberikan keistimewaan menjadi para pekerja bersama Allah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Kita harus menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi kita, dan terus percaya kepada Dia. Ini artinya tinggal di dalam Kristus, ada di dalam Dia, sepanjang waktu dan di segala keadaan, iman yang merupakan perwakilan dari tabiat-Nya—iman yang bekerja oleh kasih, dan memurnikan jiwa dari segala kecemaran....
 
Kita masing-masing harus memperoleh pengalaman bagi diri kita sendiri. Untuk keselamatan, tidak seorang pun dapat bergantung pada pengalaman atau praktik individu yang lain. Kita masing-masing harus mengenal Kristus supaya bisa dengan benar mewakili Dia kepada dunia.... Tidak seorang pun dari kita perlu memberi alasan untuk watak kita yang gegabah, karakter kita yang telah salah bentuk, kecintaan diri kita, kecemburuan, iri hati, atau kekotoran jiwa, tubuh, atau roh lainnya. Allah telah memanggil kita kepada kemuliaan dan kebajikan. Kita harus menuruti panggilan itu....
 
Bagaimanakah kita bisa lepas dari kekuatan si dia yang tadinya adalah malaikat yang ditinggikan di istana surgawi? Dulu ia diliputi dengan kecantikan dan daya tarik pribadi, diberkati dengan kecerdasan yang hebat. Karena diagungkan begitu, ia mengira dirinya sama dengan Allah.... Bagaimanakah kita bisa melihat teori-teori palsunya dan bertahan dari godaannya? Hanya melalui pengalaman individu yang diperoleh dengan menerima pengetahuan
Yesus Kristus Tuhan kita. Tanpa bantuan Ilahi kita tidak bisa lepas dari godaan dan jerat yang Setan telah siapkan untuk menipu pikiran manusia....
 
Kita harus berjalan sebagaimana Ia berjalan, mengikuti dari dekat langkah kaki-Nya, memperlihatkan kelemahlembutan-Nya dan kerendahan hati-Nya. Pelayanan Kristus itu murni dan agung. Jalan yang dilalui-Nya bukan jalan yang menyenangkan diri sendiri, yang memuaskan diri. Ia berbicara kepada anak-anak-Nya, “Jika ada yang mau mengikut Aku, biarlah ia menyangkal dirinya sendiri, dan memikul salib, lalu mengikut Aku.” Harga surga adalah berserah kepada Kristus. Jalan menuju surga itu penurutan kepada perintah. Sangkal dirimu sendiri, pikul salib, dan ikuti Dia. Sebagaimana Yesus mengadakan perjalanan, begitu pula kita. Jalan yang Ia lalui, harus kita ikuti; karena jalan itu menuntun kepada istana yang Ia sediakan bagi kita. —Review and Herald, 24 April 1900.

BERANI SEPERTI DANIEL

Pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau” (Kisah Para Rasul 24:25).
 
Tidak peduli betapa berdosanya kita ini, apa pun posisi kita, jika kita bertobat dan percaya, datang kepada Kristus, dan mempercayai Dia sebagai Juruselamat pribadi, maka kita dapat diselamatkan seutuhnya. Tetapi betapa berbahayanya posisi dia yang mengetahui kebenaran tetapi menunda mempraktikkannya. Betapa membahayakan bagi pria dan wanita yang berusaha menghibur pikiran, memuaskan cita rasa dan memuaskan pertimbangan, dengan mengabaikan apa yang telah dinyatakan sebagai tugas, dan mengembara mencari sesuatu yang mereka tidak ketahui....
 
Yesus berkata, “Berjalanlah selagi engkau memiliki terang, kalau tidak kegelapan datang kepadamu.”... Praktikkan setiap ajaran kebenaran yang disampaikan kepadamu. Hiduplah oleh setiap kata yang keluar dari mulut Allah, lalu engkau mengikuti Yesus ke mana pun Ia pergi.... Tuhan tidak menolak memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta-Nya. Ketika keyakinan datang ke hati nurani, mengapa tidak didengarkan, dan mengindahkan suara Roh Allah? Oleh setiap keragu-raguan dan penundaan, kita menempatkan diri sendiri di tempat yang lebih sulit bagi kita untuk menerima terang surga, dan akhirnya akan tidak mungkin dipengaruhi oleh nasihat dan peringatan....
 
Jiwa-jiwa yang pada awalnya menunda dan ragu, menolak terang dan menentangnya dengan semua pengetahuan, memiliki maksud baik untuk berubah haluan bilamana saat yang cocok tiba; tetapi musuh cerdik yang ada di jalan mereka membuat rencana mengikat mereka dengan tali yang tak terlihat yakni kebiasaan-kebiasaan jahat. Tabiat dibentuk oleh kebiasaan, dan satu langkah turun ke tengah jalannya merupakan satu persiapan untuk langkah kedua, dan langkah berikut yang akan mengikut....
 
Anak-anak Allah harus bersinar sebagai terang di tengah generasi yang bengkok dan suka memberontak. Tetapi bila kebiasaan baik tidak dibiasakan, maka mereka akan memberikan jalan kepada kecenderungan alamiah, dan akan menjadi berpuas diri, menyenangkan diri, sembrono, iri hati, penuh dendam, bebas, sesuka hati, keras, sombong, menyukai kesenangan daripada menyukai Allah.
 
Karakter Daniel merupakan sebuah ilustrasi tentang apa jadinya seorang pendosa melalui kasih karunia Kristus. Ia adalah seorang yang kuat secara intelektual dan rohani.... Roh Kudus harus tinggal dalam diri kita. Kemudian biarlah rasa syukur dan kasih berkelimpahan di dalam hatimu kepada Allah. —Review and Herald, 29 Juni 1897.

KEBUTUHAN KITA AKAN ROH KUDUS

Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh” (Galatia 5:25).
 
Roh Kudus tidak hanya untuk menyucikan, juga untuk menghukum. Kita tidak dapat bertobat dari dosa-dosa kita sampai kita terhukum oleh rasa bersalah kita. Kalau begitu kita sangat perlu mengundang Roh Kudus hadir bersama-sama kita dalam bekerja menjangkau jiwa-jiwa yang berdosa. Kemampuan manusia kita akan dilatih dengan sia-sia kalau tidak bersatu dengan perwakilan surgawi ini....
 
Dalam menyelamatkan orang-orang berdosa, kita dan para malaikat harus bekerja selaras, mengajarkan kebenaran Allah kepada mereka yang belum mengetahuinya, agar mereka dapat dilepaskan dari ikatan dosa. Kebenaran itu sendiri dapat membebaskan kita. Kebebasan yang berasal dari pengetahuan tentang kebenaran harus dinyatakan kepada setiap ciptaan. Bapa surgawi kita, Yesus Kristus, dan para malaikat surga semuanya tertarik dalam pekerjaan besar dan suci ini. Kepada kita telah diberikan keistimewaan menyatakan karakter Ilahi dengan berusaha menyelamatkan orang-orang berdosa dari kehancuran tanpa mementingkan diri. Setiap manusia yang akan berserah kepada pencerahan Roh Kudus harus digunakan untuk pencapaian maksud yang dikandung secara Ilahi ini....
 
Kita perlu memberikan lebih banyak tempat bagi bekerjanya Roh Kudus supaya para pekerja dapat dijalin bersama dan dapat maju ke depan membentuk laskar kuat yang bersatu.... Seluruh pengabdian kepada pelayanan Allah akan menyatakan pengaruh hasil bentukan Roh Kudus pada setiap langkah sepanjang jalan....
 
Allah ingin agar gereja-Nya berdiri teguh oleh kepercayaan terhadap janji janji-Nya, dan meminta kekuatan Roh Kudus untuk membantu mereka di setiap tempat....
 
Oh, umat manusia yang rapuh itu akan menyadari bahwa Panglima tentara surgalah yang sedang menuntun dan mengarahkan pergerakan para sekutu-Nya di bumi. Kristus sendiri adalah kekuatan yang memperbarui, bekerja di dalam dan melalui setiap tentara oleh perwakilan Roh Kudus. Setiap individu harus menjadi suatu alat di tangan-Nya untuk bekerja bagi keselamatan jiwajiwa. Tidak seorang pun ditolak yang ingin bekerja bagi Tuhan, jika ia adalah seorang pengikut Kristus yang sejati. Semua orang memiliki tanggung jawab individu yang harus ditanggung dalam pekerjaan Kristus. Kuasa Roh Allah akan membuat pekerjaan dari semua orang yang berserah pada tuntunan-Nya menjadi efektif. —Review and Herald, 16 Juli 1895.
 

BIARKAN CAHAYAMU BERSINAR

Tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah” (Yohanes 3:21).
 
Dalam khotbah-Nya di atas bukit, Kristus menyajikan fakta kepada orang-orang bahwa kesalehan pribadi adalah kekuatan. Mereka harus menyerahkan diri kepada Allah, bekerja bersama Dia dengan kerja sama yang sepenuhnya. Kepura-puraan, formalitas, dan liturgi-liturgi, betapa pun mengesankan, tidak membuat hati jadi baik dan karakter menjadi murni. Kasih sejati kepada Allah merupakan prinsip aktif, alat yang menyucikan....
 
Bangsa Yahudi telah menduduki posisi tertinggi; mereka telah membangun dinding-dinding besar dan tinggi untuk menutup diri dari pergaulan dengan dunia kafir; mereka telah menganggap diri sebagai umat istimewa yang setia, yang disayang Allah. Tetapi Kristus menuturkan bahwa agama mereka itu tidak menyelamatkan. Itu adalah kombinasi doktrin-doktrin kering, keras, bercampur dengan korban dan persembahan. Mereka secara khusus mempraktikkan sunat, tetapi mereka tidak mengajarkan perlunya memiliki hati yang murni. Mereka mengangkat hukum Allah dalam kata-kata, tetapi menolak meninggikannya dalam praktik, dan agama mereka hanya menjadi batu sandungan bagi orang lain....
 
Meskipun mereka sampai sekarang memiliki otoritas yang tak diperdebatkan dalam hal-hal keagamaan, sekarang mereka harus memberikan tempat bagi Guru Besar, dan kepada sebuah agama yang tidak mengenal batas dan tidak membedakan kasta atau posisi dalam masyarakat, atau ras di tengah bangsa-bangsa. Tetapi kebenaran yang diajarkan oleh Kristus ditujukan untuk seluruh keluarga manusia. Iman yang benar bekerja dengan kasih dan memurnikan jiwa. Bagai ragi yang mengubah tabiat manusia....
 
Injil Kristus berarti kesalehan praktis, sebuah agama yang mengangkat penerimanya dari kemerosotan sifatnya sehingga melihat Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia. Agama yang benar akan memberi hasil perkembangan kehidupan dan karakter yang sama sekali berbeda dari yang tampak dalam kehidupan para ahli Taurat dan orang Farisi....
 
Allah memberikan terang tidak untuk disembunyikan, dan tidak menembus mereka yang duduk dalam kegelapan. Para perwakilan manusia adalah saluran yang ditentukan Allah kepada dunia. Gantinya menyembunyikan terang itu, Juruselamat justru berkata, “Biarlah cahayamu bersinar di hadapan manusia, agar mereka dapat melihat pekerjaan baikmu, dan memuliakan Bapamu yang di surga.”—Review and Herald, 30 April 1895.

BERKAT-BERKAT ALLAH DAN TANGGUNG JAWAB KITA

“Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam” (Maleakhi 3:7).
 
Setan secara konstan memperlihatkan dosa dan kesalahan mereka yang menyatakan diri anak-anak Allah, dan ia mengejek malaikat-malaikat Allah atas kesalahan mereka. Apakah yang akan membawa umat Tuhan ke tempat yang benar di hadapan-Nya? Tuhan menjawab pertanyaan Maleakhi, dengan berkata, “Kembalilah pada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman Tuhan semesta alam.” Bila kita mencari Tuhan dengan setulus hati, maka Ia akan kita temukan.
 
Daniel bertekad dalam hatinya akan patuh kepada Allah di surga. Ia bertekad tidak akan memakan makanan raja, atau meminum anggurnya; dan ketiga rekannya bertekad tidak akan mencemarkan Allah dengan sujud menyembah patung emas yang Nebukadnezar dirikan di dataran Dura. Ketika kita bertekad melayani Tuhan seperti hamba-hamba Allah yang setia ini, maka Tuhan akan menyanggupkan kita untuk menggenggam kekuatan-Nya....
 
Para malaikat melihat terheran-heran kepada mereka yang tidak berterima kasih kepadanya Allah yang telah mencurahkan kebaikan dan pemberian terus-menerus. Orang-orang telah melupakan tuntutan Allah dan menurutkan kata hati untuk kecintaan diri dan keduniawian....
 
Allah tidak dapat memberkati kita, apa pun usaha kita, bila kita tidak menggunakan berkat-berkat-Nya untuk kemuliaan-Nya. Ia tidak dapat mempercayakan kekayaan-Nya kepada mereka yang menyalahgunakannya. Dalam bahasa paling sederhana, Tuhan memberitahu anak-anak-Nya apa yang Ia wajibkan dari mereka. Mereka harus membayar persepuluhan dari segala yang mereka miliki, dan memberi persembahan dari yang Ia limpahkan kepada mereka. Kemurahan dan berkat-berkat-Nya sangatlah berlimpah dan teratur. Ia mengirimkan hujan dan sinar matahari sehingga tumbuh-tumbuhan subur. Ia memberikan musim; masa menabur dan menuai tiba dengan teratur; dan kebaikan Allah yang tak pernah gagal menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada rasa tidak berterima kasih dan kealpaan yang banyak orang lakukan.
 
Tidakkah kita akan kembali kepada Allah, dan dengan hati yang penuh syukur menyerahkan persepuluhan dan persembahan kita? Tuhan telah membuat tugas itu begitu sederhana sehingga bila kita lalai memenuhi persyaratan-Nya, maka kita tidak mempunyai alasan. Tuhan telah meninggalkan harta bendanya di tangan para hamba-Nya untuk diurus dengan wajar, agar Injil dapat dikabarkan di seluruh dunia. Pengaturan dan pemeliharaan penyebaran kebenaran-Nya bukan hal kebetulan. —Signs of the Times, 13 Januari 1890.

Perlengkapan Surgawi

Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; Firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17:17).
 
Setiap saat sebelum pintu kasihan tertutup itu berharga, karena itulah masa untuk membangun karakter. Kita harus memberikan perhatian yang paling sungguh-sungguh pada kebiasaan sifat rohani kita. Kita harus menjaga hati kita, kalau tidak, maka kecemaran akan menodai jiwa kita. Kita harus menjaga kecakapan pikiran dalam kondisi terbaik, agar kita melayani Allah semaksimal kemampuan kita. Jangan biarkan apa pun mengganggu persekutuan
kita dengan Allah....
 
Kita mempunyai pekerjaan untuk dilakukan di dunia ini, dan kita tidak boleh membiarkan diri sibuk sendiri, dan melupakan tuntutan Allah dan umat manusia atas kita. Jika kita mencari Allah dengan sungguh-sungguhan, Ia akan menerangi kita dengan Roh Kudus-Nya. Ia mengetahui apa yang kita perlukan, karena Ia tahu setiap kelemahan kita, dan Ia akan menuntun kita tidak bermegah atas diri, sehingga kita menjadi baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Kita harus berhenti berpikir, berbicara, dan membuat kebutuhan-kebutuhan kita menjadi sasaran satu-satunya dari pemikiran kita....
 
Betapa kita harus dengan sabar menanggung kesalahan dan kekeliruan saudara-saudara kita, ketika kita mengingat betapa besar juga kegagalan kita dalam pandangan Allah. Bagaimana kita bisa berdoa kepada Bapa Surgawi kita, “Ampuni dosa-dosa kami, sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami,” jika kita suka mencela, penuh kebencian, memperlakukan orang lain dengan keras? Allah ingin kita lebih baik, lebih mengasihi dan penuh kasih, mengurangi sikap mengritik dan curiga.
 
Banyak di antara mereka yang mengaku para pengikut Kristus tapi membenarkan kesalahan mereka sendiri dengan memperbesar kesalahan orang lain. Kita harus mengikuti teladan Yesus, karena ketika Ia dicerca, Ia tidak mencerca balik, tetapi menyerahkan Diri-Nya sendiri kepada Dia yang dengan benar menghakimi.... Ia yang agung dari surga, yang di dalam hati-Nya yang bersih tidak ada tempat bagi roh pembalasan dendam, tetapi hanya belas kasihan dan kasih sayang....
 
Kita mungkin tidak mengingat perbuatan kebaikan yang kita lakukan, mungkin pudar dari ingatan kita; tetapi kekekalan akan memancarkan dalam segala kecemerlangannya setiap tindakan yang dilakukan untuk keselamatan jiwa-jiwa, setiap kata yang diucapkan yang menghibur anak-anak Allah; dan perbuatan yang dilakukan demi Kristus ini akan menjadi bagian dari sukacita kita sepanjang kekekalan. —Review and Herald, 24 Februari 1891.

Bersatu dengan Pencipta kita

Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yohanes 2:6).
 
Ada pekerjaan besar untuk kita lakukan jika kita ingin mewarisi hidup kekal. Kita harus menolak sifat tak beriman dan hawa nafsu dunia, dan menjalani hidup yang benar. Banyak orang mengajarkan bahwa yang diperlukan untuk keselamatan itu adalah percaya dalam Yesus; tetapi apa yang sabda kebenaran katakan? “Iman tanpa perbuatan adalah mati.” Kita “harus berusaha dalam perjuangan iman yang baik, meraih kehidupan kekal,” mengambil salib, sangkal diri, lawan keinginan daging, dan ikuti langkah sang Penebus setiap hari. Tidak ada keselamatan bagi kita kecuali di dalam Yesus, karena melalui iman di dalam Dialah maka kita menerima kekuatan untuk menjadi putra dan putri Allah; itu adalah iman yang melakukan pekerjaan Kristus....
 
Menghidupkan iman dengan sendirinya memperlihatkan roh pengorbanan dan pengabdian terhadap pekerjaan Allah. Mereka yang memilikinya berdiri di bawah panji Panglima Imanuel, dan memenangkan peperangan melawan kekuatan kegelapan....
 
Iman yang tulus di dalam Yesus menuntun pada penyangkalan diri, tetapi betapa pun tingginya pekerjaan, jika diri yang diangkat dan diutamakan, iman kepada Yesus tidak ada dalam hati. Orang-orang Kristen sejati memperlihatkan kehidupan pengabdian setiap hari, bahwa mereka dibeli dengan bernilai dan bukanlah milik mereka sendiri.... Siapa yang bersikap bahwa tidak ada perbedaan antara memelihara hukum Allah atau tidak, ia tidak mengenal Kristus.... Kesalahan fatal mengira, tidak ada yang harus dilakukan untuk memperoleh keselamatan. Engkau harus bekerjasama dengan wakil-wakil surga....
 
Mereka yang terhubung kepada Yesus berada dalam kesatuan dengan Pencipta dan Penegak segala sesuatu. Mereka memiliki kekuatan yang tidak dapat diberikan dunia atau tidak dapat diambil dunia. Tetapi meskipun keistimewaan besar dan agung diberikan, mereka tidak begitu saja bergembira dalam berkatberkatnya. Sebagai para penatalayan kasih karunia Allah yang berlimpah, mereka harus menjadi berkat bagi orang lain....
 
Kita adalah penjaga saudara kita. Kristus menyerahkan diri-Nya sendiri bagi kita, agar Ia dapat menebus kita dari segala kelemahan, dan memurnikan orang-orang khusus, yang bersemangat melakukan pekerjaan baik. Dan iman yang menyempurnakan semangat ini di dalam diri kita adalah satu-satunya iman yang asli. Jika rantingnya tinggal di dalam Pokok Anggur yang Benar, persatuannya diperlihatkan oleh buah yang kelihatan, karena “dari buahnyalah kamu mengenal mereka.” —Review and Herald, 6 Maret 1888.

Menambah dan Membuat semakin banyak

Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita” (2 Petrus 1:2).
 
Kita tidak boleh mempercayai keyakinan kita, tetapi percaya dalam janji-janji Allah. Ketika kita bertobat dari pelanggaran-pelanggaran yang lalu terhadap hukum-Nya, dan berketetapan untuk menurut, kita harus percaya bahwa Allah menerima kita dan mengampuni dosa-dosa kita.
 
Kegelapan dan kekecewaan kadang kala akan datang ke atas jiwa dan mengancam untuk menakuti kita, tetapi kita tidak boleh meninggalkan keyakinan. Pandangan kita harus tertuju kepada Yesus, dengan perasaan atau tanpa perasaan. Kita harus berusaha dengan setia melakukan tugas, dan kemudian dengan tenang bersandar pada janji Allah....
 
Mungkin hari ini kita tidak merasakan damai dan sukacita yang kita rasakan kemarin, tetapi kita harus meraih tangan Kristus dengan iman, dan percaya pada Dia sepenuhnya walau dalam kegelapan sebagaimana dalam terang.
 
Setan mungkin berbisik, “Engkau seorang pendosa yang terlalu berat untuk diselamatkan Kristus.” Meskipun engkau mengetahui bahwa engkau memang penuh dosa dan tidak layak, namun engkau dapat berseru kepada si penggoda, “Oleh kebaikan penebusan, aku menyatakan Kristus sebagai Juruselamatku.”...
 
Jika kita mau mengizinkan pikiran kita tinggal pada Kristus, kita harus menemukan tekad yang kuat memperjuangkan peperangan Tuhan.... Ketika pikiran lama dibiarkan tinggal hanya pada hal-hal duniawi, akan sulit mengubah kebiasaan pikiran itu. Apa yang dilihat oleh mata dan didengar telinga, seringkali menarik perhatian dan menyerap minat. Tetapi kita akan memasuki kota Allah, dan memandang kepada Yesus dalam kemuliaan-Nya, kita harus terbiasa melihat Dia dengan mata iman di sini....
 
Penyucian adalah pekerjaan progresif. Langkah-langkah yang berturut-turut terhampar di hadapan kita dalam kata-kata Petrus: Berikan ketekunan, tambahkan iman pada kebajikan; dan pada kebajikan tambahkan pengetahuan; dan pada pengetahuan tambahkan pengendalian diri; dan pada pengendalian diri tambahkan kesabaran; dan pada kesabaran tambahkan kesalehan; dan pada kesalehan tambahkan kasih persaudaraan; pada kasih persaudaraan tambahkan kedermawanan.... Inilah jalan di mana kita bisa dijamin tidak akan gagal. Mereka yang bekerja dengan cara penambahan seperti itu dalam memperoleh kasih karunia Kristen, memiliki jaminan bahwa Allah akan bekerja atas rencana berkelimpahan itu dalam menganugerahkan karunia Roh-Nya. —Review and Herald, 15 Nov. 1887.

Dituntun oleh Roh

Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku” (Yesaya 49:16).
 
Ada dua jalan yang bisa kita tempuh. Satu menuntun kita jauh dari Allah, dan menjauhkan kita dari kerajaan-Nya; dan di jalan ini ada kecemburuan, perselisihan, pembunuhan, dan semua perbuatan jahat. Jalan lain yang harus kita ikuti, dan dalam pelaksanaannya akan ditemukan sukacita, kedamaian, keselarasan, dan kasih. Itulah kasih yang memancar dari Yesus yang paling kita butuhkan; dan bila itu sudah ada dalam hati, akan memancar sendirinya. Dapatkah kita memiliki kasih Yesus Kristus dalam hati, dan kasih itu tidak memancar ke tempat lain? Tidak bisa ada di sana tanpa memperlihatkan bahwa kasih itu ada di sana. Kasih itu akan terlihat sendiri dalam kata-kata, dalam ekspresi wajah....
 
Ketika putra tertua kami, Henry Nichols White (1847-1863), yang menjadi tumpuan harapan kami yang terindah, dan kepadanya kami berharap untuk bersandar, dan yang telah kami serahkan kepada Allah dalam khidmat, diambil dari kami, ketika kami telah menutup matanya dalam kematian, dan sangat berdukacita karena penderitaan kami, kemudian datanglah kedamaian ke dalam jiwaku yang tak dapat terlukiskan, yang melampaui pengertian. Aku bisa memikirkan pagi kebangkitan; aku bisa memikirkan masa depan, ketika Pemberi hidup agung itu akan datang dan melepas belenggu kuburan, dan memanggil orang benar yang telah mati dari pembaringannya yang penuh debu; ketika Ia akan melepaskan tahanan dari penjara mereka; bahwa kemudian putra kami akan ada di tengah orang-orang yang hidup kembali. Di sinilah ada kedamaian, ada sukacita, ada penghiburan, yang tak terlukiskan....
 
Ketika Kristus meninggalkan dunia Ia menyerahkan satu pekerjaan di tangan kita. Selagi di sini, Ia sendiri yang menjalankan pekerjaan-Nya; tetapi ketika Ia naik ke surga, para pengikut-Nya ditinggalkan untuk melanjutkan. Yang lain melanjutkan apa yang ditinggalkan para murid; dan demikianlah berlanjut sampai sekarang kita memiliki pekerjaan sendiri di zaman kita....
 
Kita tidak harus berjalan sendirian. Kita dapat membawa semua kesedihan dan dukacita kita, masalah dan pencobaan, penderitaan dan kesusahan, dan mencurahkannya ke telinga yang terbuka untuk mendengar, Dia yang memohon kemurahan di hadapan Bapa atas darah-Nya sendiri. Ia sedang memohonkan luka-luka-Nya—tangan-Ku, tangan-Ku! “Aku telah mengukirmu ditangan-Ku.” Ia mengulurkan tangan yang terluka kepada Allah, dan permohonan-Nya didengarkan, dan para malaikat yang lincah diutus untuk melayani manusia, mengangkat dan memelihara.—Review and Herald, 4 Jan. 1887.

Memperkembang Tabiat Seperti TUHAN

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Galatia 5:22, 23).
 
Manusia bisa menjadi seperti yang mereka pilih. Karakter tidak diperoleh karena menerima pendidikan. Karakter tidak diperoleh karena mengumpulkan kekayaan atau memperoleh penghormatan dunia. Karakter tidak diperoleh karena mencoba menyuruh orang lain yang memperjuangkan hidup bagi kita. Itu harus dicari, diusahakan, diperjuangkan; dan diperlukan maksud, kemauan, dan tekad. Untuk membentuk sebuah karakter yang Allah akan setujui, memerlukan usaha tekun. Diperlukan penolakan terus-menerus terhadap kekuatan kegelapan untuk berdiri di bawah bendera bernoda darah dari Pangeran Imanuel, untuk disetujui di hari penghakiman, dan agar nama kita tersimpan dalam buku kehidupan. Bukankah lebih berharga bila ada nama kita dalam buku itu, mengabadikannya di tengah para malaikat surgawi, daripada nama yang dipuji-puji di seluruh dunia? Biarkan aku mengetahui bahwa Yesus tersenyum padaku; biarkan aku mengetahui bahwa Ia menyetujui perbuatanku dan jalanku, dan kemudian biarlah terjadi apa yang akan terjadi, biarlah penderitaan selalu besar, aku akan pulang ke tempatku dan bergembira di dalam Tuhan....
 
Kalau begitu biarlah cahayamu bersinar dalam perbuatan baik kepada mereka yang ada di sekitarmu. Kerahkan segenap kekuatanmu, dan dengan pengaruh Ilahi dan usaha yang sungguh-sungguh pancarkan terangnya....
 
Kita harus bekerja bagi Allah, yaitu bagi surga, dengan segenap kekuatan dan iman yang ada dalam diri kita. Jangan tertipu oleh hal-hal fana dalam kehidupan ini. Pikirkan kepentingan-kepentingan kekal. Aku menginginkan hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Aku ingin menyanyikan lagu tebusan dalam kerajaan kemuliaan. Aku menginginkan mahkota kekal ditaruh di atas kepalaku. Dengan lidah kekal aku ingin menyanyikan pujian kepada Dia yang meninggalkan kemuliaan dan datang ke bumi untuk menyelamatkan mereka yang hilang. Aku ingin memuji Dia. Aku ingin membesarkan nama-Nya. Aku ingin memuliakan Dia. Aku menginginkan warisan kekal dan hakikat kekal. Dan apakah kerugianku bila kehilangan hal-hal dunia namun aku memperoleh surga pada akhirnya? Tetapi bila aku menuju surga, aku akan menolong sesamaku manusia; aku dapat memiliki pengaruh yang akan terus-menerus melawan gelombang kejahatan yang ada di dunia, dan menuntun jiwa-jiwa ke dalam bahtera keselamatan. —Review and Herald, 21 Desember 1886.

Perhentian Orang Kristen

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan” (Matius 11:28-30).
 
Dunia penuh dengan kegelisahan, pencobaan, dan kesulitan. Itu adalah negeri musuh, dan di setiap tempat kita diserang oleh cobaan. “Di dunia,” kata Yesus, “engkau akan mengalami kesengsaraan: tetapi bersukacitalah; Aku telah menaklukkan dunia,” dan “damai sejahtera Kuberikan kepadamu.”
 
Juruselamat menyampaikan persyaratan-Nya sebagai satu kuk, dan kehidupan Kristen sebagai pemikul beban. Namun, membandingkan ini dengan kekuatan jahat dari Setan dan dengan beban-beban karena dosa, Yesus menyatakan: “Kuk yang Ku-pasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” Bila kita mencoba menjalani kehidupan Kristen, memikul tanggung jawab-tanggung jawabnya dan melakukan tugas-tugasnya tanpa Kristus sebagai Penolong, maka kuk itu menyakitkan, bebannya tak tertanggungkan beratnya.
 
Banyak yang mengaku datang kepada Kristus, sementara mereka tetap bergantung pada jalan mereka sendiri, yakni kuk yang menyakitkan. Cinta diri, iri hati, ambisi, kasih kepada dunia, atau beberapa dosa kesukaan lainnya, menghancurkan kedamaian dan sukacita mereka....
 
Dalam setiap tindakan, orang Kristen harus berusaha mewakili Tuhannya, untuk membuat pelayanan-Nya tampak menarik. Janganlah seorang pun membuat agama tak menarik oleh terus berwajah murung, karena menghubungkan pencobaan dan kesulitan mereka, penyangkalan diri mereka, dan pengorbanan mereka.... Biarlah terlihat bahwa kasih Kristus bersamamu; dan agamamu tidak seperti pakaian yang bisa dilepas dan dipakai kembali, sesuai tuntutan keadaan, tetapi satu prinsip, tenang, tetap, tidak berubah-ubah—yang mengatur seluruh kehidupanmu....
 
Apa pun bagian hidupmu, ingat bahwa engkau ada dalam pelayanan Kristus, dan perlihatkan roh yang puas dan penuh syukur. Apa pun beban atau salibmu, angkat itu dalam nama Yesus; pikul dalam kekuatan-Nya....
 
Kasih kepada Yesus tidak dapat disembunyikan, tetapi akan terlihat dan terasa dengan sendirinya... membuat yang malu jadi berani, yang malas jadi rajin, yang bodoh jadi bijak. Membuat lidah gugup jadi lancar, dan menuntun kepada kehidupan dan kekuatan yang baru.... Damai sejahtera dalam Kristus lebih berharga daripada semua harta dunia. —Signs of the Times, 17 Desember 1885.

Memberi Kebiasaan yang Lahir dari Kasih

Hendaklah kamu masing-masing-sesuai dengan apa yang kamu peroleh-menyisihkan sesuatu dan menyimpannya dirumah" (1 Korintus 16:2).

Memberi adalah bagian dari agama Injil. Fondasi rencana keselamatan dibuat dalam pengorbanan. Yesus meninggalkan istana surga dan menjadi miskin, agar melalui kemiskinan-Nya kita dapat dijadikan kaya. Kehidupan-Nya di dunia ini tidak mementingkan diri, ditandai dengan kerendahan hati dan pengorbanan. Dan apakah seorang hamba lebih besar daripada Tuannya? Akankah kita, yang turut serta dalam keselamatan besar yang ditempa-Nya bagi kita, menolak untuk mengikuti Tuhan kita, dan turut dalam penyangkalan diri-Nya? Ketika Penebus dunia telah menderita untuk kita, akankah kita, anggota tubuh-Nya, hidup dalam kesenangan diri yang bodohTidak; penyangkalan diri adalah kondisi yang esensial pada pemuridan....

Kristus, sebagai Kepala kita, menuntun dalam pekerjaan besar keselamatan, tetapi la telah mempercayakan pekerjaan itu kepada para pengikut-Nya di atas dunia. Itu tidak dapat dijalankan tanpa alat, dan la telah memberi-kan kepada umat-Nya rencana mendapatkan alat yang cukup untuk membuat pekerjaan-Nya berhasil. Sistem persepuluhan, yang ditetapkan untuk maksud ini, sudah dilakukan mulai zaman Musa. Bahkan sejak zaman Adam, jauh sebelum sistem yang pasti diberikan, manusia diharuskan menyerahkan pemberian kepada Allah untuk maksud-maksud keagamaan....

Allah tidak memaksa kita untuk memberi kepada pekerjaan-Nya. Per-buatan kita harus ikhlas. la tidak ingin perbendaharaan-Nya diisi dengan persembahan-persembahan yang tidak ikhlas. Rancangan-Nya dalam rencana pemberian yang sistematis akan membawa kita ke dalam hubungan erat dengan Pencipta kita dan dalam simpati dan kasih dengan sesama kita manusia, dengan demikian menempatkan kita pada tanggung jawab yang akan meniadakan kecintaan diri dan memperkuat gerakan hati yang dermawan tanpa kepentingan. Kita cenderung cinta diri dan menutup hati kepada perbuatan kemurahan. Dengan mewajibkan pemberian dilakukan pada waktu-waktu yang ditetapkan, Tuhan merancang agar memberi itu menjadi sebuah kebiasaan dan dipandang sebagai tugas orang Kristen. Hati, yang terbuka oleh satu pemberian, tidak memiliki waktu untuk tertutup dan menjadi dingin, sebelum persembahan lain diberikan....

Setiap pria, wanita, dan anak dapat menjadi penatalayan bagi Tuhan.... la telah menetapkan perlunya kerja sama di tengah umat-Nya, agar mereka dapat memelihara dan melatih cinta kasih yang penuh kebajikan. —Signs of the Times. 18 Maret 1886.

Iman Berarti Kemenangan

Berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Filipi 3:14).
 
Berkat terbesar yang dapat kita miliki adalah pengetahuan tentang diri kita sebenarnya, agar kita dapat melihat catat karakter kita dan mengobatinya dengan kasih karunia Ilahi....
 
Apakah kita lebih dekat dengan Allah sekarang ini daripada satu tahun yang lalu? Perubahan apa yang terjadi dalam pengalaman keagamaan kita, transformasi apakah yang terjadi dalam tabiat kita, jika hari demi hari kita menjalankan prinsip bahwa kita bukan milik kita sendiri? Waktu dan talenta kita adalah milik Allah, dan setiap kemampuan harus digunakan untuk melakukankehendak-Nya dan kemajuan kemuliaan-Nya....
 
Kita diselubungi oleh janji-janji Allah, yang bagaikan dinding api mengelilingi kita. Kita ingin mengetahui bagaimana melatih iman. Iman “adalah karunia Allah,” tetapi kekuatan untuk melatihnya adalah milik kita. Jika iman tertidur, itu tidak ada gunanya bagi kita; tetapi dengan melatihnya, semua berkat dapat diperoleh. Iman adalah tangan di mana jiwa memegang kekuatan yang Kekal. Itu adalah media, di mana hati manusia diperbarui dengan kasih karunia Kristus, dijadikan sejalan dengan Hati Kasih agung itu. Iman tertanam di atas janji-janji Allah dan menyatakannya sebagai jaminan bahwa Ia akan melakukan seperti yang Ia katakan akan dilakukan-Nya. Yesus datang kepada jiwa yang penuh dosa, tak berdaya, dan berkata, “Apa pun yang engkau inginkan, bila engkau berdoa, percayalah bahwa engkau akan menerimanya.” Percayalah, minta janji-janji itu, dan pujilah Allah bahwa engkau memang menerima yang engkau minta dari-Nya, dan ketika kebutuhanmu sangat besar, maka engkau akan mengalami berkat-Nya dan menerima bantuan khusus....
 
Yang banyak ditanyakan adalah, Bagaimana aku akan menemukan kebahagiaan? Tujuan hidup adalah hidup berbahagia, tetapi kita sudah tentu akan memperolehnya di jalan penurutan yang rendah hati. Paulus bahagia. Ia berulang kali berkata, meskipun mengalami penderitaan, konflik, dan pencobaan yang harus ditanggungnya, ia menikmati penghiburan besar. Ia berkata, “Aku penuh dengan penghiburan, aku sangat bersukacita dalam segala kesengsaraan.” Semua energi rasul besar itu ditujukan untuk menyiapkan kehidupan masa depan yang kekal, dan ketika tiba waktu baginya untuk pergi, ia bisa berseru dalam kemenangan yang suci, “Aku telah menjalankan pertandingan yang baik, aku telah menyelesaikannya, aku telah menjaga iman: Oleh sebab itu di hadapanku tersedia mahkota kebenaran, yang akan diberikan Tuhan, hakim yang benar, pada hari itu.” —Signs of the Times,