Kamis, 23 Februari 2012

APAKAH IMAN ITU?

 
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1).
 
Pemikiran bahwa kebenaran Kristus diberikan kepada kita, bukan karena adanya kebaikan yang kita buat tetapi pemberian cuma-cuma dari Allah, merupakan pemikiran yang berharga. Musuh Allah dan umat manusia tidak ingin kebenaran ini disampaikan dengan jelas, karena ia mengetahui jika orang-orang menerimanya secara utuh, kekuatannya akan hancur. Jika ia dapat mengendalikan pikiran, agar keraguan dan ketidakpercayaan dan kegelapan mengisi pengalaman mereka yang menyatakan diri anak-anak Allah, maka ia dapat mengalahkan mereka dengan godaan. Iman sederhana yang mempercayai Allah melalui Firman-Nya harus diajarkan. Umat Allah harus memiliki iman yang berpegang teguh pada kekuatan Ilahi; “Karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”
 
Mereka yang percaya bahwa Allah melalui Kristus telah mengampuni dosa mereka, jangan sampai gagal memenangkan pertandingan iman hanya karena godaan itu. Iman mereka harus bertumbuh lebih kuat, juga kata-kata mereka.
 
Iman adalah mempercayai Allah, mempercayai Ia mengasihi kita dan paling mengetahui apa pun untuk kebaikan kita. Jadi, gantinya dengan cara kita sendiri, iman itu menuntun kita memilih jalan-Nya. Menggantikan kebodohan kita, iman menerima hikmat-Nya; gantinya kelemahan kita, kekuatan-Nya; gantinya keberdosaan kita, kebenaran-Nya. Kehidupan kita, diri kita sendiri, sudah jadi milik-Nya; iman mengakui kepemilikan-Nya dan menerima berkat-
Nya. Kebenaran, ketulusan, kemurnian, telah ditunjukkan sebagai rahasia keberhasilan hidup. Setiap dorongan hati yang baik adalah karunia dari Allah; iman menerima kehidupan dari Allah yang dengan sendirinya dapat menghasilkan pertumbuhan sejati dan efisiensi.
 
Bagaimana melatih iman harus dibuat sangat jelas. Kepada setiap janji Allah ada syarat-syarat. Jika kita bersedia melakukan kehendak-Nya, kekuatan-Nya jadi milik kita. Apa pun yang Ia janjikan ada dalam janji itu sendiri.... Sama pastinya dengan pohon ek ada dalam biji ek, begitu pula pastinya karunia Allah dalam janji-Nya....
 
Iman yang menyanggupkan kita untuk menerima karunia Allah merupakan karunia.... Iman bertumbuh saat dilatih agar sesuai dengan Firman Allah. Supaya memperkuat iman, kita harus sering berhubungan dengan Firman-Nya.... Mereka yang selalu mempercayai Firman Allah, walau mereka tak berdaya namun bertahan dari kuasa dunia... maka mereka inilah bangsawan dunia sejati. Mereka itulah keturunan raja. —Review and Herald, 24 Desember 1908.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar