Kamis, 23 Februari 2012

HARTA SATU-SATUNYA

“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10).
 
Tabiat yang dibentuk menyerupai Ilahi adalah satu-satunya harta yang bisa kita bawa dari dunia ini ke dunia berikutnya.... Hargai setiap waktu bagaikan emas. Jangan sia-siakan waktu dalam kesenangan diri, jangan gunakan dalam kebodohan, tetapi gunakan untuk meraih harta tertinggi. Tanamkan pemikiran demikian dan kembangkan jiwa dengan menolak pikiran diisi dengan hal-hal yang tidak penting. Raih setiap manfaat di dalam jangkauanmu untuk memperkuat intelek. Jangan puas dengan standar rendah. Dengan usaha penuh iman, kewaspadaan, dan doa yang sungguh-sungguh, perolehlah hikmat yang berasal dari atas....
 
Hargai setiap terang yang engkau bisa peroleh dengan menyelidiki Firman Allah. Terima pekerjaan yang telah diberikan Allah padamu hari ini, dan lihat betapa baiknya engkau dapat memperoleh kekuatan Kristus. Jadikan Allah penasihatmu....
 
Kristus mengingat sifat kita dalam persyaratan yang dibuat-Nya. Ia mengambil sifat kita di dalam diri-Nya sendiri, dan membawakan kekuatan moral kepada kita untuk dipadukan dengan usaha manusia.... Sehingga roh kita dapat disamakan dengan Roh-Nya, sehingga dalam pikiran dan tujuan kita akan menjadi satu dengan Dia....
 
Kecakapan intelektual, moral, dan fisik harus sama-sama dikembangkan, sehingga kita dapat mencapai standar tertinggi memperoleh pengetahuan....
 
Dalam sejarah suci, Daniel hanyalah seorang pemuda ketika bersama teman-temannya ditawan ke Babel. Tetapi ia berdiri teguh di hadapan alam semesta, di hadapan dunia di atas sana, dan di hadapan dunia yang memberontak, sebagai suatu teladan cemerlang dari apa yang bisa dilakukan kasih karunia Allah bagi para pendosa.... Bukanlah pilihannya untuk terpapar kepada
kejahatan, kerakusan, dan kebiasaan pemborosan bangsa kafir itu. Tetapi ia menetapkan hatinya, selagi berada di sana, untuk melayani Tuhan. Ia bekerja sama dengan Allah. Ia berdiri di bawah panji Kristus sebagai warga yang setia dari Raja surgawi....
 
Karakter yang dibentuk di dunia ini menentukan nasib kekal. Elemen nilai dalam kehidupan di dunia ini akan menjadi nilai di dunia yang akan datang. Masa depan kita ditentukan dari bagaimana kita sekarang membiarkan diri kita untuk dipengaruhi.... Kita mengambil kuk Kristus ke atas kita, dan mempelajari cara-Nya. —Youth’s Instructor, 17 Agustus 1899.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar