Jumat, 09 Maret 2012

7. SEKOP MENGUKUHKAN ALKITAB

7. SEKOP MENGUKUHKAN ALKITAB
 
 
Walaupun Alkitab menyatakan dirinya benar dari awal sampai akhir (Mzm 119 :160) ketepatannya menurut sejarah sudah sejak lama ditantang oleh mereka yang meragukan kebenaran.  Sebenarnya dalam dua ratus terakhir ini, kita telah lihat serangan kuat dan bertahan lama terhadap kekuasaan dan integritas Alkitab itu.  Serangan itu dilakikan dengan berkedok “Ilmu pengetahuan Sejarah”. Namun dalam dua abad yang sama kita telah mengalami kebenaran sejarah yang sangat dramatis mengenai Alkitab itu dan juga dengan   berkedok ilmu pengetahuan.  Dengan mengejutkan, juara kebenaran Allah yang paling mutakhir adalah alat yang tak diharapkan dan tidak ilmuah, yaitu sekop. Perkembangan yang mengejutkan itu telah memberi dorongan kepada seorang pengamat yang berkata.: “Aku percaya pada sekop itu.  Ia telah memberi makan suku-suku menusia. Ia telah menyediakan air, batu bara, besi, dan emas bagi mereka. Dan sekarang  Ia memberikan kebenaran bagi mereka. Dan sekarang ia memberiak kebenaran bagi mereka -- kebenaran sejarah – yang pertambangannya  belum pernah dibuka seperti sekarang ini”. (Oliver Wendel Holmes).
 
1          SANGGAHAN KRITIK ILMIAH YANG MODERN
 
Serangan modern terhadapo Alkitab dimulai tahun 1750 pada waktu paham Rasionalisme Eropa mulai melunak yaitu pada waktu sebelum Revolusi Perancis dimulai. Beberapa diantara tuntutan dari yang menamakandirinya “Kritik Tingkat Tinggi” itu adalah:
1.    Bahwa tokoh Alkitab seperti Abraham dan Yusuf itu hanyalah pahlawan legendaris atau dongeng belaka, serta tidak pernah terjadi dalam sejarah.
2.    Bahwa Alkitab itu ngawur, sebab ia menyamakan bangsa Het itu dengan kekuatan bangsa Mesir kuno. Orang Het, menurut kritik tersebut, hanya lah mempunyai kekuatan kelas dunia dibawah kekuatan Mesir.
3.    Bahwa buku Daniel tidak memberikan gambaran yang benar mengenai adat-istiadat atau sejarah Babel kuno; oleh karena itu, ia dianggap seabagai berita fiktif yang tidak setua kejadian yang sebenarnya.
4.    Bahwa Alkitab perjanjian baru tidak memberikan gambaran yang akurat mengenai Graeco-Roman poada abad pertama Tarikh masehi. Oleh karenaitu buku perjanjian baru itu hanya dibuat jauh lebih lama sesudah kejadian tersebut.
Seratus lima puluh tahun yang lalu agak sulit dan tidak mungkin menghadapi tuduhan seperti ini. Catatan sejarah yang layak dipercaya yang paralel dengan catatan Alkitab memang belum ada waktu itu.  Walaupun demikian, perkembangan ilmu arkeologi modern telah mengubah situasi secara dramatis. Kritik yang belum dewasa mulai dicabut satu persatu, dengan bantuan sekop tukang gali arkeologi dan kemampuan dari ahli yang menerjemahkan tulisan-tulisan kuno itu.
 
2          KELAHIRAN ARKEOLOGI – JUARA ALKITAB YANG TERAKHIR
 
Arkeologi - Pelajaran ilmu pengetahuan mengenai peninggalala zaman purba adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling muda usianya karena baru berumur 180 tahun. Ilmu ini dilahirkan di tanggul Sungai Nil pada tahun 1798, yaitu pada waktu Napoleon mengikutsertakan serombongan besar artis dan ilmuawan Perancis dalam tim ekspedisinya ke Mesir. Pada tahun tersebut dunia yang gelisah, ingin tahu, dan yang meodern sedang menghadapi dunia purba yang sudah layu namun masih agung dalam sejarahnya. Sahabat-sahabat Napoleon berdiri denga sangat ketakutan dihadapan mummi dan tugu yang menyambut mereka dari debu barang-barang purba tersebut. Jaru-jari mereka terasa gatal untuk mempreteli cerita tentang kebesaran Mesir yang sudah punah itu.
           
Bertahun-tahun berlalu sebelum mereka berhasil untuk menyimpulkan dan mereakit sisa-sisa yang sudah berserakan serta bisa membaca hasil penemuan mereka. Lalu demam benda-benda kuno pun mulai bangkit.l para ilmuwan dari Inggris, Jerman, dan Amerika  mulai berdatangan, dan lahirlah apoa yang kita namakan arkeologi modern.
 
3          KUNCI YANG MENYINGKAPKAN KEKAYAAN DUNIA PURBA
 
Kendala utama yang menghadang keberhassilan para arkeolog ialah masalah bahasa. Bahasa Mesir purba, Babel serta Persia tidak lagi digunakan sejak 2000 tahun yang lalu. Bahasa-bahasa tersebut adalah bahasa mati. Oleh karena itu, sebelum para ilmuwan modern dapat menjabarkan catatan mengenai dunia purba itu, mereka harus menemukan kunci dulu untuk membuka tabir bahasa yang telah dilupakan itu. Cerita tentang bagaimana kunci itu ditemukan merupakan satu kegembiraan tersendiri dalam memdalami arkeologi modern.
 
·         Kunci pertama ialah batu Rosetta terkenal, yang sekarang disimpan di museum Inggris.  Lempingan basal hitam ini dengan deretan tulisannya yang rapi, ditemukan di Rosetta, dekat muara bagian utara sungai Nil, oleh seorang  insinyur Perancisbernama Broussard, pada tahun 1799.  Tulisan  ini terdiri dari satu dekrit, yang diumumkan pada tahun 196 S.M., dan ditulis dalam tiga bahasa – tulisan gambar Mesir (hieroglyphics); tulisan Mesir biasa (demotic); dan tulisan Gerika (Yunani). Prasasti Gerika memberikan petunjuk kepada dua kesusastraan dan sejarah yang tak ternilai dari Firaun-firaun zaman dahulu.
·         Kunci kedua ialah Batu Behistun besar, yang terdapat di Kurdistan, Persila bagian utara, disebelah jalan purba dari Ecbatana ke Babel. Henly Rawilinson seorang perwira muda tentara Inggris yang bertugas di India, adalah penemu kunci ini. Berabad-abad lamanya para wisatawan sudah mengetahui pasasti yang istimewa ini, yang dipahat setinggi 200 kaki pada permukaan curam karang terjal raksasa, 1700 kaki tingginya dari dataran sekitarnya. Pada tahun 1835, Rawlinson, dengan risiko pribadi yang besar, memanjat permukaan terjal dari jurang itu dan mulai menyalin prasasti tersebut. Pekerjaan paling berbahaya dan sulit  ini memerlukan waktu empat bulan untuk menyalin prsasati itu, dan selamanya delapan belas tahun lagi untuk menguraikannya. Ternyata ini menjadi suatu proklamasi peringatan yang dibuat Darius Agung dari persia, dan dituliskan pada tahun 516 S.M. tiga bahasa digunakan bahasa persia Kuno, bahasa Elam, bahasa Babel.  Kunci ini hingga kini  membuka rahasia Cuneirorm tulisan Babel dan Assyria kuno yang berbentuk biji.
 
Setelah kunci-kunci ini ditemukan, serombongan besar para sarjana Eropa dan Amerika dengan keinginan yang amat besar mulai menyelidiki harta kesusastraan dunia purba yang sudah lama dilupakan.
 
4 – BAGAIMANA SEKOP ITU TELAH MEMPERKUAT ALKITAB
 
Tidak mungkin untuk melaporkan kemenagan-kemenangan arkeologis yang satu setengah abad lamanya dalam batas-batas dari satu penuntun penelitian yang singkat. Itu sebabnya kita akan memusatkan pikiran hanya pada beberapa penemuan khusus yang telah mematahkan keuatan kritikan atau kecaman yang disebutkan dalam bagian 1.
 
(1)        Orang Het Bangkit dari Kepunahan.
           
Alkitab menyinggung  tentang orang Het lebih dari empat puluh kali, dan disebut bahwa kekuatan negerinya sejajar dengan kekuatan Mesir. Tetapi hingga tahun 1860 catatan Alkitab berdiri teguh sebagai saksi atas kebesaran orang Het. Hal ini belum pernah disinggung dalam sumber sejarah. Hampir-hampir terluput dari buku sejarah hingga 150 tahun lalu seorang kritikus Alkitab mengatakan bahwa orang Het tidak pernah ada dalam sejarah.  Lalu dengan tulisan kuno dari Mesir dan Babel serta dengan riset yang dilakukan disekitar reruntuhan kota-kota orang Het di Asia kecil, maka kerajaan yang  sudah terlupakan  ini muncul ke permukaan.
           
Tidak kurang dari dua puluh kota orang-orang Het telah digali sejak tahun 1892, pada waktu mana Dr. A.H. Sayce menerbitkan buku berjudul: orang-orang Het – Cerita tentang kerajaan yang telupakan.  Buku karay Dr. O.R. Gurney yang terakhir berjudul orang-orang Het yang pertama terbit pada tahun 1952 memberikan keterangan lengkap mengenai kebangkitan bangsa purba ini. Banyak galian dan riset mengenai bangsa Het itu sehingga sekarang ada 20.000 loh batu mengenai bangsa Het terdapat di Museum Berlin saja.  Dari  penemuan yang menggembirakan ini kita mengetahui bahwa bangsa Het itu telah bangkit sebagai satu kerajaan terkuat poada zaman purba,  yang memerintah sebagian besar Asia kecil dan Siria serta mengimbangi kekuatan bangsa Siria dam Mesir, seperti yang diceritakan oleh Alkitab.
 
(2)        Penjelasan yang Menonjol dan Pengukuhan mengenai Buku Daniel.
 
Banyak batu bata yang diambil dari reruntuhan kota Babel purba itu dicap dengan  nama singkata Raja Nebukadnezar, dan hal ini menggemakan kesombongan pemimpin poerang, pembangun, raja yang berkuasa itu:  Bukan kah ini Babel yang besar itu, yang telah kubangun dengan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku?” (Dan 4:30).
 
Tulisan-tulisan Siria yang mendahului buku Daniel membuktikan bahsa “Dapur Api” dan “ Lubang Singa” adalah bentuk hukuman yang biasa dilakukan tehadap setiap orang yang melawan pemerintahan atau memberontak  (Dan 3 dan 6)
 
Penemuan “Batu Nabonidus yang berbentuk slinder” dikota Ur di Kasdim pada tahun 1854 dan openemuan lain yang serupa, telah memberikan identitas Raja Belsyazar, putra  dari Nabonidus sebagai putra mahkota pada waktu kejatuhan kota Babel. Kemudian pada tahun 1924  pemerintahan bersama dari Nabonidus dan putranya bernama Belsyazar yang sudah lama dipertanyakan oleh para cendikiawan telah dikonfirmasikan oleh media cetak “Laporan Kerajaan Persia” yang menyakatakn bahwa Nabonidus mempercayakan kepemimpinan kerajaan itu pada puteranya yang tertua (Dan5) Loh batu dengan tulisan Cuneiform (berbentuk pahat yang ditemukan dari reruntuhan Babel bertanggal antara tahun 595 dan 570 S.M. berisi daftar ransum makanan yang dibagi-bagikan pada tawanan orang Yahudi. Sebuah loh batu menyebut “Yoyakim, Raja Yehuda” telah mengkonfirmasikan tentang kesaksian Daniel yang mengatakan bahwa orang-orang  Yahudi memang tetawan di Babel.
 
(3)        Memperkuat Sejarah Baru
           
Sebuah kritik yang tidak bersahabat terhadap buku kisah segala rasul  menyatakan bahwa buku itu adalah “kertas Fitnahan yang paling buruk”. Orang yang berbuat poaling banyak untuk membenarkan fakta itu adalah orang cendikiawan Inggris bernama Sir William Mitchel Ramsay. Ia mulai penyelidikannya dengan penuh keyakinan dan semangat. Ramsay memutuskan untuk pergi ke Asia kecil dan berusahamenelusuri jejak Rasul Paulus dengan harapan bahwa ia akan menemukan buktu tentang kesalahan sejarawan perjajnuan baru tadi. ia sangat takjub menemukan bahwa tulisan Lukan itu benar. Lebih dalam Ramsay menyelidiki, lebih banyak bukti-bukti yang ia kumpulkan  sehingga Ramsay memutuskan untuk meninggalkan keragu-raguannya itu, dan setelah hampir setengah abad dalam penyelidikannya itu, dan membuat pengakuan sebagai berikut:
 
·         “Cerita tentang kunjungan Paulus ke kota Atena (kis 17) itu tidak pernah membuat langkah yang salah  diantara rincian yang begitu banyak.(Paulus, Pengembara dan Warga Negara Romawi, hlm. 238.)”
·         “saya menerima pendapat bahwa sejarah yang ditulis oleh Lukas itu sudah tidak bisa di tambah lagi karena sudah sempurna mengenai kelayakan nya untuk dipercayai. Anda bisa  menekan kata-kata Lukas itu melebihi sejarawan lain namun akan bisa bertahan walaupun mendapat perlakuan yang tidak wajar.
 
Kesaksian  lain yang amat baik mengenai ketepatan sejarah buku kisah segala rasul  itu  datang dari sarjana Dr. A.N. Sherwin – White dalam bukunya berjudul Masyarakat dan Hukum Romawi Dalam Perjanjuan Baru diterbitkan tahun 1963. Dr. White berkebangsaan Inggris, adalah ahli dalam sejarah Romawi dan Hukum Romawi, dan bukunya ditaburi dengan persesuaian  dengan  buku Kisah Segala Rasul seperti berikut ini:
·         “di Filipi dan pada waktu Paulus dihadapkan dipengadilan Romawi, buku kisah segala rasul mencatat peristiwa itu dengan tepat sekali (hlm 110).
·         “Dalam bagian buku itu yang menyinggung tentang petualangan Paulus di Asia kecil dan Yunani ia selalu waspada terhadap latar belakang Romawi da Helenostik.  Kerangka sejarah yang di utarakan itu tepat sekali. Tentang waktu dan tempat, rincian yang diberikannya amat tepat dan benar.
 
Untuk kisah para Rasul, pengukuhan kota bersejarah itu sangat menggembirakan......... setiap usaha untuk menolak dasar  kota sejarah itu, walaupun dalam masalah kecil, akan mengalami pertentangan. Pakar sejarah Romawi sudah percaya demikian sejak dulu.
 
Bukti bukti lainnya yang mengukuhkan kebenaran Alkitab.
 
BATU ROSETTA.
           
Pada bulan agustus tahun 1799 dalam kota kecil bernama Rashid (Rosetta) Di Delta Sungai Nil, Mesir, tentara Perancis yang sedang memperbaiki Benteng Santo Julien menemukan sebuah batu yang agak menarik perhatian, rata, dan berwarna kehitam-hitaman berukuran 72 cm x112 cm. Permukaannya yang datar penuh dengan tanda-tanda aneh dalam bahasa yang tidak dimengerti dan tak dapat dibaca oleh pekerja yang menemukannya.
           
Setelah para cendikiawan melihat batu itu mereka perhatikan bahwa tulisan itu dibagi tiga bagian. Sepertiga paling atas dipenuhi dengan tanda yang tidak dapat dibaca. Yaitu tulisan gambar (hieroglyphs) seperti dapat dilihat pada ratusan batu nisan kuburan dan kuil yang terdapat di Mesir. Bagian  yang kedua adalah tulisan Mesir untuk oran g biasa yaitu bentuk bahasa rakyat yang digunakan di Mesir antara tahun 600 S.M. sampai tahun 400 M.  Bagian ketiga adalah tulisan bahasa Yunani dan bisa dibaca oleh mehasiswa yang mempelajari bahasa itu.
           
Versi bahasa Yunani itu menyatakan bahwa inilah laporan tentang petualang dan poerbuatan Ptolemy V (Epiphanes) berumur belasan tahun yang menjadi Firaun pada tahun 196 S.M... para ahli itu secara benar menerka bahwa dua orang cendikiawan dari dua negara yan gberlainan untuk mengunggkapkan rahasia/tulisan yang telah dilupakan itu.
           
Pada waktu  Batu Rosetta ditemukan seorang anak bernama Jean Francois Champollion yang berusia sembilan tahun ita telah bercita-cita sejak kecil untuk bisa membaca tulisan gambar Mesir yang aneh itu.  Ia mengoleksi semua buku yang ia bisa dapat yang berhubungan dengan Mesir purba. Pada usia 21 tahun ia telah diangkat guru besar pada Universitas Grenoble dan pada waktu copu Batu Rosetta itu tersiar di Perancis, Champollion yang masih muda belia itulah orang yang pertama diseluruh Eropa untuk memeriksa tulisan itu.
 
BATU DARI MOAB.
 
Monumen purba bertulis ini juga dikenal dengan nama “Batu dari Mesha”, mempunyai makna tersendiri karena inilah satu-satunya tulisan kerajaan dalam bahasa Ibrani yang pernah ditemukan. Aslinya ditulis sekitar tahun 847 S.M. dan ditemukan setelah menjadi barang koleksi bangsa Arab Dibon sebelah Timur Laut Mati, oleh F.A Klein pada tahun 1868. keinginanyang menggebu-gebu dari orang barat untuk memiliki batu tersebut membuat orang Arab itu untuk membinasakan batu dengan cara membakarnya dalam api lalu menyiramnya dengan air sehingga pecah berkeping-keping. Masih beruntung oleh karena dengan membersihkannya dengan agak hati-hati dan merakitnya kembali maka batu itu sekarang sudah utuh kembali dan disimpan di Louvre, Paris. Monumen tersebut tingginya kira-kira 3 ½ kaki, lebar 2 kaki dan tebalnya 2 kaki. Tulisannya dengan huruf Fenesia yang juga digunakan oleh orang Ibrani poada zaman itu dan hanya sedikit berbeda dengan Alkitab bahasa Ibrani. Tulisan itu berisi hal-hal yang membanggakan bagi Mesha, Raja Moab, dimana dicatat pemberontakannya yang berhasil terhadap Omri raja Orang Israel  ayah dari Raja Ahab setelah bertahun-tahun dikalahkan dan patuh. (2 raja-raja 3:4,5)
 
PENEMUAN GULUNGAN LAUT MATI
 
Tidak ada penemuan arkeologi pada abad ini yang begitu menggemparkan selain dari penemuan”GULUNGAN LAUT MATI” pada tahun 1947 dan pada tahun-tahun berikutnya. Dr. W. F Albright telah menjelaskan penemuan itu sebagai penemuan naskah terbesar pada segala zaman.
 
Penemuan itu dimulai pada suatu pagi musim semi pada tahun 1947 pada waktu tiga orang pengembala kambing berkebangsaan Arab memasuki sebuah gua yang baru dibuka pada suatu bukit kecil di dekat padang pasir di Ain Feshka, dekat khirbet Quamran dan bersebelahan dengan ujung Barat Laut dari Laut Mati di Palestina. Di dalam gua itu mereka menemukan bagian dari “GULUNGAN” yang sudah lama disembunyikan. Penemuan yang pertama ini telah menimbulakn perburuan harta karun di daerah itu dan pada tahun tahun berikutnya, 400 gua telah dieksplorasi dan ratusan naskah dan bagian-bagianya telah ditemukan. Banyak dari antaranya adalah bagian bagian Alkitab sedangkan lainnya adalah naskah-naskah non Alkitab kuno.
 
Yang sangat menakjubkan dan menggembirakan hati ialah bahwa ayat ayat Alkitab Perjanjian Lama yang dituls dengan tangan dan sangat kuni ini terdapat juga dalam peneumuan ini yang mneurut pakar telah ditulis pada abat pertaman S.M.  Hal ini dapat diterima bahwa banyak dari gulungan naskah itu disembunyikan oelh orang Yahudi di gua-gua pada abat pertama Tarikh Masehi, khususnya oelh anggota sekte yang dikenal dengan nama “ESSENES” pada masa pergolakan yang menuju kea rah kebinasaan kota Yerusalem oleh tentara Romawi pada tahun 70 M.
 
Yang menjadi puncak perhatian dalam penemuan ini ialah “ GULUNGAN BUKU YESAYA” ditulis dalam huruf-huruf Ibrani dari abat pertama S. M. Sudah tentu, pengetahuan umum kita mengenai zaman Alkitab dan peristiwa peristiwa Alkitab telah diperkaya oleh Gulungan Laut Mati, tetapi sumbagnan utama dari penemuan itu ialah pembuktian ketepatan dalam menyalin ayat-ayat Perjanjian Lama dalan bahwa Ibrani dan diteruskan pada keta selteah ribuan tahun lebih. Untuk contoh, sekalipun banyak tangan dalam menyalin ayat-ayat itu dalam kurun waktu berabad-abad lamanya, ayat-ayat Alkitab buku Yesaya berbahas Ibrani yang digunakan dewasa ini sangat cocok dan tidak berbeda dengan naskah gulungan buku Yesaya yang ditemukan itu.
 
Kesimpulan  
 
Satu pelajaran yang besar dan berarti yang kita peroleh melalui pelajaran arkeologi Alkitab itu ialah ketepatan waktu yang menkjubkan yang digunakan Allah untuk mengukur semua pergerakan-Nya.  Satu era yang disebut “kritik  ilmiah” terhadap Alkitab dimulai pada tahun 1750 M.  Era arkeologi modern dimulai pada tahun 1800 M. Begitu  muncul penyakit kritik itu, Allah memberikan obat penawarnya. Untuk menghadapi pertentangan yang rumit dalam zaman yang ilmiah ini, ia sudah menyediakan kenyataan-kenyataan dan bukti kebenaran firman-Nya, yang kekuatannya dan relevansinya semakin bertambah setiap tahun.
 

Bersambung..... II. KEJATUHAN DAN PEMULIHAN MANUSIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar