Rabu, 07 Maret 2012

IMAN YANG TIDAK DIRAGUKAN

Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi” (Yohanes 4:50).
 
Di kota Kapernaum, seorang anak pegawai istana terbaring sakit hampir mati. Seorang utusan datang dengan langkah tergesa-gesa ke rumah besar itu, dan menemui sang bangsawan. Ia memberitahu bahwa ia baru tiba dari Yerusalem, dan di Galilea ada seorang Nabi Allah, yang dikatakan beberapa orang sebagai Mesias yang sudah lama dinanti-nanti... mungkin Ia dapat menyembuhkan anak itu.... Ketika pegawai istana itu mendengar, ekspresi wajahnya berubah dari putus asa menjadi penuh harap.... Harapan yang muncul dalam jiwanya semakin kuat saat ia bersiap-siap melakukan perjalanan. Sebelum fajar menyingsing, ia sudah melakukan perjalanan menuju Kana Galilea, di mana Yesus katanya berada....
 
Setelah berjumpa dengan Yesus, ia memohon kepada-Nya untuk datang ke Kapernaum dan menyembuhkan putranya. “Jika engkau tidak melihat tanda dan mukjizat, engkau tidak percaya,” jawab Yesus. Pada tingkatan tertentu sang bangsawan itu memang percaya, kalau tidak ia tentu tidak akan mengadakan perjalanan panjang pada saat kritis seperti itu. Tetapi Kristus ingin menambah imannya.
 
Dengan permohonan yang memedihkan hati sang ayah itu menangis, “Tuhan datanglah sebelum anakku mati.” Ia takut kalau tiap waktu yang berlalu akan menempatkan sang putra di luar kekuatan sang Penyembuh.... Sambil ingin menuntun dia pada iman yang sempurna, Juruselamat menjawab, “Pergilah, anakmu hidup.” Yakin bahwa kematian yang ditakutkannya tidak akan terjadi kepada putranya, sang pegawai istana itu pun tidak bertanya atau pun meminta penjelasan apa pun. Ia percaya. Berulangkali ia mengulangi kata-kata Yesus di dalam hatinya, “Anakmu hidup.”
 
Dan kekuatan kata-kata Penebus itu melintas seperti kilat dari Kana ke Kapernaum, dan anak itu sembuh.... Para penjaga di samping tempat tidur melihat dengan napas tertahan. Dan ketika demam tinggi hilang dalam sekejap, mereka sangat kagum. Mengetahui kekhawatiran sang ayah, mereka pergi menemui dia dengan gejolak sukacita. Ia hanya mengajukan satu pertanyaan, Kapankah anak itu mulai sembuh? Mereka memberitahu dia dan ia puas.... Sekarang imannya diliputi dengan kepastian....
 
Dalam pekerjaan kita bagi Kristus, kita memerlukan lebih banyak iman yang tak meragukan seperti sang pegawai istana itu... Yang mempercayai Juruselamat secara mutlak, menemukan pintu gerbang surga dan dipenuhi dengan kemuliaan dari takhta Allah. —Youth’s Instructor, 4 Desember 1902.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar