Rabu, 07 Maret 2012

PENURUTAN MENGHASILKAN KEBAHAGIAAN

“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam” (Mazmur 1:1, 2).
 
Sangat penting agar setiap ahli waris kerajaan surga seharusnya patuh kepada hukum Tuhan. Para pengikut Kristus yang terkenal dicobai dalam hidup untuk melihat apakah mereka menurut kepada Allah atau tidak. Penurutan akan menghasilkan kebahagiaan dan akan memastikan kepada hidup kekal.
 
Kegagalan Adam pada satu sisi menghasilkan akibat-akibat yang mengerikan, dan dosa telah berkembang begitu luas sampai tidak dapat diukur. Tetapi di tengah-tengah pemberontakan dan kemurtadan, di tengah-tengah mereka yang tidak setia, tidak bertobat, dan keras kepala, Allah memandang kepada mereka yang mengasihi-Nya dan yang memelihara hukum-Nya, dan berkata, “Aku mencintai mereka yang mencintai-Ku,” dan akan memberikan warisan kepada mereka. “Aku akan mencurahkan murka-Ku kepada musuh-musuh- Ku, dan akan membalas mereka yang membenci-Ku.”
 
Kristus hidup sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintahan moral Allah, dan memenuhi syarat-syarat hukum Allah. Dia melambangkan kedermawanan hukum Allah di dalam hidup-Nya sebagai manusia. Buktinya bahwa hukum tersebut adalah suci, adil dan baik adalah diuji di hadapan semua bangsa, bahasa, dan setiap orang, kepada dunia-dunia yang tidak jatuh, di hadapan malaikat-malaikat, serafim dan kerubim. Prinsip-prinsip hukum Allah terukir pada karakter Yesus Kristus, dan dia yang bekerja sama dengan Kristus mengambil bagian sifat Ilahi, akan mengembangkan karakter Ilahi tersebut, dan menjadi suatu alat peraga bagi hukum Ilahi tersebut. Di dalam hati, Kristus akan menawan manusia seutuhnya, jiwa, tubuh, dan roh kepada penurutan akan kebenaran. Pengikut-pengikut Kristus yang benar akan menyelaraskan diri dengan pikiran, kehendak, dan karakter Allah, dan prinsip-prinsip yang luas dari hukum tersebut akan didemonstrasikan di dalam hidup manusia….
 
Setan telah mengumumkan bahwa Allah tidak mengenal tentang penyangkalan diri, rahmat, dan kasih, tetapi Dia adalah jahat, rewel, dan tidak berpengampunan. Setan tidak pernah mencobai kasih pengampunan Allah; karena dia tidak pernah menunjukkan pertobatan yang sejati. Pernyataan tersebut tentang Allah adalah tidak benar; Setan adalah seorang saksi dusta, penuduh Kristus, dan penuduh semua mereka yang melepaskan diri dari perhambaannya, dan berbalik setia menyatakan kerelaan kepada Allah semesta langit. —Review and Herald, 9 Maret 1897.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar