Rabu, 07 Maret 2012

BERKORBAN UNTUK PEKERJAAN TUHAN

“Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Matius 19:21).
 
Yesus berkata [kepada penguasa muda yang kaya itu], “berikan kepada orang miskin.” ... Dalam percakapan ini Ia memperlihatkan berhalanya. Kecintaannya terhadap kekayaan menjadi utama, oleh sebab itu tidak mungkin bagi dia untuk mengasihi Allah dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya, dan dengan segenap akal budinya. Dan kecintaan yang besar pada kekayaannya ini menutup matanya kepada kebutuhan sesamanya manusia. Ia tidak mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri, oleh sebab itu ia telah gagal menuruti enam hukum yang terakhir....
 
Aku melihat bahwa jika pria dan wanita mencintai kekayaan mereka lebih besar daripada sesamanya manusia, lebih baik daripada Allah dan kebenaran Firman-Nya, dan hati mereka ada pada kekayaan mereka, maka mereka tidak dapat memperoleh kehidupan kekal. Mereka lebih baik meninggalkan kebenaran daripada menjual dan memberi kepada orang miskin. Di sini terlihat berapa banyak kasihnya kepada Allah, berapa banyak kecintaannya pada kebenaran, dan seperti orang muda dalam Alkitab itu, banyak yang pergi dengan sedih, karena mereka tidak bisa membawa kekayaan sekaligus harta surga.... Kasih kepada Yesus dan kekayaan tidak tinggal dalam hati yang sama....
 
Aku melihat bahwa Allah bisa mengirim alat dari surga untuk melanjutkan pekerjaan-Nya; tetapi bukan ini yang Ia inginkan. Ia telah menetapkan agar pria dan wanita menjadi alat-Nya, bahwa sebagaimana Korban Agung telah diberikan untuk menebus mereka, maka mereka harus mengambil bagian dalam pekerjaan keselamatan ini dengan berkorban untuk satu sama lain, dan dengan demikian memperlihatkan bagaimana mereka sangat menghargai Korban yang telah disediakan bagi mereka....
 
Aku telah melihat bahwa beberapa orang memberi dari kelimpahannya, tetapi mereka tidak merasa kekurangan. Mereka tidak secara khusus menyangkal diri dari apa pun untuk pekerjaan Kristus. Mereka masih memiliki semua yang bisa diinginkan hati. Mereka memberikan banyak dan dengan tulus. Allah menghargainya, dan perbuatan serta motifnya diketahui, dan sangat diperhatikan-Nya. Mereka tidak akan kehilangan upah mereka. Kamu yang tidak dapat memberi begitu banyak jangan menyesalkan diri karena tidak dapat memberi sebanyak yang lainnya. Lakukan apa yang bisa dilakukan. Sangkal dirimu terhadap benda yang dapat diberikan, dan berkorbanlah demi pekerjaan Allah. —Review and Herald, 26 Nov. 1857.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar